PONTIANAK – Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Pontianak menggelar reuni emas dan ulang tahun ke 50 tahun, Minggu (16/2).
Reuni emas tersebut diselanggarakan selama tiga hari sejak Kamis, 14 hingga 16 Februari. Kegiatan dipusatkan di halaman sekolah di Jalan Pembangunan Nipah Kuning, Kecamatan Sungai Rengas, Kubu Raya. Dihadiri lebih dari 771 orang alumni.
Pada musyawarah besar yang dilaksanakan peserta reoni, dilahirkan beberapa rekomendasi diantaranya penyebutan IKA dikembalikan dengan penyebutan lama yakni Korps Alumni SUMP Negeri Pontianak, penyebutan angkatan berdasarkan tahun kelulusan. Dan pada musyawah terpilih sebagai Ketua Korps Alumni SUPM Negeri Pontianak, Mashur untuk periode 2020-2025.
Kepala SUPM Negeri Pontianak, Mustafa mengatakan, jumlah alumni sejak angkatan pertama sampai 2019 sebanyak 3.120 orang. Mereka yang telah dinyatakan lulus, telah bekerja diberbagai profesi baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Mustafa menjelaskan, dalam penerimaan siswa baru, kuota 50 persen diberikan kepada anak-anak tidak mampu dan anak-anak nelayan.
“Kedepan Kementerian Kelautan dan Perikanan berencana tidak lagi menyelenggarakan , pendidikan kelautan dan perikanan sebagai mana amanat Undang undang nomor 23 tahun 2019,” kata Mustafa.
Dia menjelaskan, akhirnya sembilan SUPM yang ada di seluruh Indonesia, ada yang ditutup, ada yang dijadikan kampus Poltiknik dan menjadi lembaga.
“Untuk SUPM Negeri Pontianak direncanakan akan dijadikan Balai Latihan dan Penyuluhan Perikanan yang meliput pulau kalimatan dan kepulauan Riau,” kata Mustafa.
Tetapi, lanjut dia, meski rencana tidak ada lagi pendidikan, tahun ini SUPM Negeri Pontianak masih diberi kesempatan untuk menerima siswa. Itu artinya tiga tahun kedepan masih berjalan hingga menunggu status kelembagaan ditetapkan.
Ketua Korps Alumni SUPM Negeri Pontianak, Mashur mengatakan, kedepan alumni dapat bersama-sama untuk menyikapi penutupan SUPM Negeri Pontianak.
bahwa penutupan bukan tidak adanya peserta didik, lanjut dia, tetapi korban kebijakan pemerintah.
“Kedepan segenap potensi alumni, bersama-sama mendirikan sekolah pengganti SUPM Negeri Pontianak dengan bekerjasama pemerintah kabupaten dan provinsi,” kata Mashur.
Menurut dia, jangan sampai karena kebijakan pemerintah, SUPM Negeri Pontianak ditutup. Alumni harus bahu-membahu mendirikan kembali atau melahirkan SUPM Negeri Kalimantan Barat. (adg)