PONTIANAK – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalimantan Barat (Kalbar) berupaya memperkenalkan berbagai macam Warisan Budaya Takbenda (WBTb) yang telah dimiliki Kalbar kepada pelajar dan masyarakat luas. Salah satunya lewat kegiatan Festival Kuliner dan Gelar Sanggar Kesenian yang melibatkan berbagai pihak, mulai dari sanggar kesenian, pelaku seni, pelestari budaya, pelajar, serta tenaga pendidik.
Agenda yang dilaksanakan di Rumah Radakng tersebut dibuka langsung oleh Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kalbar, Lismaryani Sutarmidji, Senin (20/3).
Dalam kesempatan itu, Lismaryani berharap dengan festival kuliner dan gelar sanggar kesenian, peserta didik, generasi muda serta masyarakat dapat mengenal dan mencintai kuliner, kesenian, berikut adat istiadat yang menjadi warisan budaya di Kalbar. Agenda ini juga sekaligus untuk mengajak generasi muda ikut melestarikan seni budaya serta adat istiadat yang menjadi ciri khas Kalbar.
“Kuliner dan seni merupakan media pemersatu bangsa dan sudah selayaknya didukung oleh semua pihak guna menciptakan harmonisasi dalam interaksi sosial,” ungkapnya.
Usai membuka festival kuliner dan gelar sanggar kesenian tersebut, Lismaryani berkesempatan melihat, serta mencicipi berbagai makanan khas Kalbar yang disajikan para pelajar dari berbagai daerah. Dirinya mengharapkan lewat agenda tersebut para pelajar bisa lebih mengenal berbagai masakan khas Kalbar yang telah diakui kelezatannya.
“Makanan khas Kalbar itu paling enak. Tamu yang datang dari luar ketika datang ke Kalbar juga paling senang dengan kuliner kita. Kita berharap anak didik kita bisa meneruskan makanan khas Kalbar, dan mengenalkannya kepada masyarakat luas,” pesan Lismaryani.
Di tempat yang sama, Kadisdikbud Kalbar, Rita Hastarita mengungkapkan festival kuliner dan gelar sanggar kesenian tersebut melibatkan 22 sekolah serta berbagai sanggar kesenian. Kegiatan ini menampilkan berbagai kuliner khas, dan tarian tradisi yang telah ditetapkan sebagai WBTb asal Kalbar.
Selain itu, tambah Rita, agenda tersebut juga dilaksanakan dalam rangka implementasi kurikulum merdeka, yakni proyek penguatan profil pelajar Pancasila.
“Untuk kuliner, kami meminta siswa untuk menyajikan makanan khas Kalbar yang salah satu menunya ada (masuk) WBTb. Ini kami harapkan supaya dapat terus dilestarikan karena sudah ditetapkan sebagai WBTb,” katanya.
Rita menilai, secara umum para pelajar telah mengenali berbagai makanan khas Kalbar utamanya yang telah ditetapkan sebagai WBTb. Hal itu sejalan dengan proyek penguatan profil pelajar Pancasila. Ke depan, pihaknya berkomitmen untuk terus menggencarkan berbagai upaya pelestarian dan promosi warisan budaya Kalbar. Terutama terhadap 60 WBTb Kalbar yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI. Apalagi untuk ditetapkan sebagai WBTb memang harus melewati berbagai persyaratan, persidangan, dan kajian yang mendalam.
“Disdikbud Kalbar terus akan memperkenalkan WBTb Kalbar sedini mungkin kepada pelajar dan masyarakat dengan harapan agar dapat dikenal, dicintai, dilestarikan, serta diregenerasikan kepada generasi selanjutnya,” pungkasnya.
Sebagai informasi, kegiatan ini melibatkan 22 sekolah jenjang SMA/SMK di wilayah Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya. Adapun untuk jenis makanan yang dilombakan yakni yang sudah masuk dalam WBTb, seperti bubur pedas, ikan asam pedas, pacri nanas, sayur keladi, dan lainnya.
Pada kegiatan ini juga diserahkan penghargaan kepada pelestari dan penggiat budaya sebagai bentuk apresiasi pemerintah kepada insan budaya yang secara konsisten memajukan kebudayaan Kalbar. Selain itu, dilaksanakan juga peluncuran motif baru tenun Sambas, yaitu motif Tabur Bunge Lade, karya salah satu penenun pelestari budaya bernama Budiana. (bar)