Rute Luar Negeri Belum Beroperasi
PONTIANAK – Dua bulan penerapan adaptasi kebiasaan baru atau kenormalan baru, berdampak signifikan bagi jasa angkutan darat. Di Terminal ALBN Sungai Ambawang misalnya, jumlah penumpang serta bus yang beroperasi mulai menunjukkan kenaikan, meski belum kembali pada kondisi sebelum adanya Covid-19.
“Kalau tren dibandingkan sebelum pandemi Covid-19 pasti turun jauh. Tapi kalau tren harian pada saat new normal ini ada peningkatan,” ungkap Korsatpel Terminal ALBN Sungai Ambawang, Kristianto, Selasa (22/9).
Hingga kini ALBN yang berlokasi di Kecamatan Sungai Ambawang, Kubu Raya itu, melayani dua dari tiga jenis angkutan. Kedua jenis angkutan yang beroperasi itu adalah Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) dengan tujuan Sintang-Nanga Pinoh, Putussibau, dan Ketapang; serta Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dengan tujuan Palangkaraya dan Pangkalanbun.
Sementara untuk rute Antar Lintas Batas Negara (ALBN) atau luar negeri, hingga kini belum beroperasi sejak Maret lalu. “Sampai dengan hari ini, untuk bus ALBN masih belum operasional dan bus yang beroperasi hanya bus AKDP dan AKAP,” ungkap dia.
Meski begitu, lanjut dia, jumlah penumpang sudah menunjukkan kenaikan, baik yang datang maupun pergi. Catatannya pada Juli 2020, ada lebih dari 400 perjalanan, baik keberangkatan maupun kedatangan dengan jumlah penumpang lebih dari 6000 orang.
Angka ini naik pada Agustus, yang mana jumlah perjalanannya baik keberangkatan maupun kedatangan total lebih dari 500 perjalanan, dengan jumlah penumpang lebih dari 9000 orang.
Sementara saat ini, dalam sehari pihaknya bisa mengoperasikan belasan bus. Pada Senin, 21 September 2020 misalnya. Ada sembilan bus yang berangkat dan enam bus yang datang. Jumlah ini jauh lebih besar jika dibandingkan dengan Mei 2020, yang rata-rata hanya 2-3 bus dalam satu hari.
Meski tren menunjukkan kenaikan, kewaspadaan akan bahaya penyebaran Covid-19 secara konsisten dilakukan di lingkungan ALBN. Dia memastikan pelaksanaan protokol kesehatan Covid-19 sudah sesuai standar, seperti kewajiban mengenakan masker, pengecekan suhu tubuh, memastikan ketersediaan sarana cuci tangan, serta penyemprotan disinfektan yang dilakukan setiap hari.
“Kami juga ada bilik sterilisasi sebelum penumpang naik ke dalam bus. Adapun untuk para awak bus, tes cepat maupun tes usap menjadi tanggung jawab perusahaan masing-masing,” pungkas dia. (sti)