PONTIANAK – Kondisi penularan Covid-19 di Kalimantan Barat (Kalbar) belum menunjukkan penurunan yang signifikan. Bahkan dari data perkembangan zona risiko kenaikan kasus per kabupaten/kota se-Kalbar, jumlah wilayah yang masuk zona orange atau tingkat risiko sedang terus meningkat.
Dari data minggu lalu, masih ada lima daerah di Kalbar yang berada di zona kuning atau tingkat risiko rendah yakni Kabupaten Sanggau, Ketapang, Mempawah, Melawi dan Sekadau. Sementara sisanya berada di zona orange. Namun sepekan kemudian, per 21 Desember 2020, hanya tersisa tiga daerah yang berada di zona kuning, yaitu Kabupaten Sanggau, Ketapang dan Mempawah.
Menangapi hal itu, Gubernur Kalbar Sutarmidji meminta daerah kabupaten/kota tetap serius menanggulangi Covid-19. “Apa sih susahnya. Nanti kalau sudah membeludak tak tertangani, duitnya pun habis untuk itu. Contoh saja daerah lain, tidak apa-apa, jangan takut,” tegasnya, Selasa (22/12).
Ia berharap daerah mampu menurunkan angka keterjangkitan. Jika berada di zona orange, bagaimana caranya agar berubah menjadi kuning. Sementara untuk yang zona kuning harus bisa menjadi hijau.
“Tapi dengan catatan-catatan, jangan data disembunyikan karena takut perubahan zona. Sekalipun zona merah, tidak apa-apa, tapi ditangani. Ini kan takut, tak ditangani. Akhirnya membeludak, tahu-tahu begitu kuning lompat jadi hampir merah. Nah, ini kan masalah,” ungkapnya.
Untuk di Kota Pontianak, Kabupaten Kubu Raya serta Landak, menurutnya angka keterjangkitan memang tinggi. Itu karena daerah tersebut banyak melakukan tracing dan testing. “Dalam tatanan waktu tertentu, iya, akan melonjak kasus positif. Tapi dia akan mudah menangani,” katanya.
Untuk itu, evaluasi dinilai perlu terus dilakukan. Menurutnya, kepala daerah tidak perlu takut mendapat protes ketika mengambil kebijakan tegas. “Tidak apa-apa di-bully orang, yang penting kerja untuk masyarakat, untuk rakyat,” tutupnya.(bar)