25 C
Pontianak
Sunday, June 4, 2023

Membuat Pohon Natal Setinggi 4,5 Meter yang Ramah Lingkungan

Sekilas Seperti Tanaman Plastik, Padahal Sirih Gading

 

Penampakan pohon cemara yang menjulang terlihat di ruang tamu Panti Asuhan Yayasan Don Bosch. Sekilas terlihat seperti tanaman plastik dengan bentuk pohon Natal. Tapi, cobalah amati pohon tersebut dari dekat. Ternyata, tanaman sirih gading yang disusun rapi. Dibutuhkan ketelatenan.

 

WAHYU ZANUAR BUSTOMI, Surabaya

 

TINGGI pohon Natal tersebut mencapai 4,5 meter. Proses pembuatannya menjadi tantangan tersendiri. Apalagi, pembuatnya harus memastikan bahwa sirih gading tersebut tetap bisa tumbuh alami. ”Butuh seminggu pembuatannya,” kata Serikat Suster Puteri Kasih, Yayasan Don Bosch, Sr. Anna Wiwiek Soepraptiwi kemarin siang (21/12).

Saat siang, susunan sirih gading tersebut memberikan kesan segar. Juga ramah lingkungan. Sebab, benar-benar memanfaatkan tanaman hidup. Anna menuturkan bahwa untuk menyusun pohon Natal tersebut setidaknya membutuhkan 300 tanaman sirih gading. Ratusan tanaman itu tidak ditempelkan. Namun, tumbuh di dalam pot plastik air mineral.

Cara menyusunnya yang rapi dan apik membuatnya seperti satu pohon besar. Sulur-sulur di tanaman sirih gading juga dibiarkan tergerai. Untuk itu, kesan alami begitu kuat. Pembuatan pohon Natal tersebut hanya dilakukan seminggu. Meski demikian, persiapannya sangat lama. Yaitu, dimulai dari tahun kemarin. Ratusan tanaman tersebut ditanam oleh anak-anak panti. Hanya, perangkaiannya dikerjakan para karyawan dan beberapa anak panti.

Baca Juga :  Memburu Pernak Pernik Natal di Masa Pandemi Covid-19

Proses perangkaian berlangsung di bengkel kreativitas. Lokasinya tidak jauh dari ruang tamu panti. Menurut Anna, tidak ada kendala berarti dalam pembuatannya. Hanya dibutuhkan ketelatenan. Bagaimana caranya agar tanaman tetap bisa tumbuh. Bahkan sampai awal Januari besok.

Pohon Natal tersebut mengusung tema ecogreen. Semua bahannya didapat di lingkungan sekitar. Misalnya, pot tempat tumbuh sirih gading merupakan bekas botol air minum. Sementara itu, tanamannya didapat dari sekolah. ”Di sini ada sekitar 500 tanaman sirih gading. Semuanya ditanam oleh anak-anak,”terang Anna.

Selain mengusung tema lingkungan, pembuatan pohon Natal dari sirih gading itu memiliki nilai filosofis. Yaitu, untuk ketenteraman, keharmonisan, dan ketenangan. Khususnya bagi yang melihatnya.

Tahun ini acara Natal di Yayasan Don Bosch memang berbeda. Tidak ada perayaan seperti sebelumnya. Anak-anak pun pulang ke rumah masing-masing. Maklum, pandemi Covid-19 membuat anak-anak kangen pada keluarganya. Sebab, tidak ada jadwal jenguk. ”Saking kangennya, mereka sampai demam dan mengigau,” kata Anna.

Baca Juga :  Edi Kamtono Ungkap Kondisi Terkini Wakil Wali Kota Bahasan di Rumah Sakit

Karena itu, lanjut dia, kemarin anak-anak yang memiliki keluarga dipersilakan pulang. Sementara itu, yang tidak punya keluarga tetap tinggal di panti asuhan. Ada doa yang terselip dari pohon Natal tersebut. Yaitu, tentang keharmonisan ketenteraman bersama.

Tak hanya membuat pohon Natal dari sirih gading. Anak-anak juga menghasilkan karya snow man dari daur ulang styrofoam. Sekilas mirip salju. Uniknya, bagian matanya dibuat dari tutup botol plastik. Topinya berasal dari ember yang dimodifikasi.

Nah, setelah perayaan Natal berakhir, ratusan tanaman itu akan dikembalikan. Yakni, ditempatkan di teras yayasan. ”Kami mengusung ecogreen agar anak-anak bisa menghargai semua yang ada di sekitarnya. Termasuk sampah plastik,” terang Anna yang juga suster pamong Panti Asuhan Don Bosch. (jp)

Sekilas Seperti Tanaman Plastik, Padahal Sirih Gading

 

Penampakan pohon cemara yang menjulang terlihat di ruang tamu Panti Asuhan Yayasan Don Bosch. Sekilas terlihat seperti tanaman plastik dengan bentuk pohon Natal. Tapi, cobalah amati pohon tersebut dari dekat. Ternyata, tanaman sirih gading yang disusun rapi. Dibutuhkan ketelatenan.

 

WAHYU ZANUAR BUSTOMI, Surabaya

 

TINGGI pohon Natal tersebut mencapai 4,5 meter. Proses pembuatannya menjadi tantangan tersendiri. Apalagi, pembuatnya harus memastikan bahwa sirih gading tersebut tetap bisa tumbuh alami. ”Butuh seminggu pembuatannya,” kata Serikat Suster Puteri Kasih, Yayasan Don Bosch, Sr. Anna Wiwiek Soepraptiwi kemarin siang (21/12).

Saat siang, susunan sirih gading tersebut memberikan kesan segar. Juga ramah lingkungan. Sebab, benar-benar memanfaatkan tanaman hidup. Anna menuturkan bahwa untuk menyusun pohon Natal tersebut setidaknya membutuhkan 300 tanaman sirih gading. Ratusan tanaman itu tidak ditempelkan. Namun, tumbuh di dalam pot plastik air mineral.

Cara menyusunnya yang rapi dan apik membuatnya seperti satu pohon besar. Sulur-sulur di tanaman sirih gading juga dibiarkan tergerai. Untuk itu, kesan alami begitu kuat. Pembuatan pohon Natal tersebut hanya dilakukan seminggu. Meski demikian, persiapannya sangat lama. Yaitu, dimulai dari tahun kemarin. Ratusan tanaman tersebut ditanam oleh anak-anak panti. Hanya, perangkaiannya dikerjakan para karyawan dan beberapa anak panti.

Baca Juga :  Jelang Natal, Pantau Kenaikan Harga Pangan

Proses perangkaian berlangsung di bengkel kreativitas. Lokasinya tidak jauh dari ruang tamu panti. Menurut Anna, tidak ada kendala berarti dalam pembuatannya. Hanya dibutuhkan ketelatenan. Bagaimana caranya agar tanaman tetap bisa tumbuh. Bahkan sampai awal Januari besok.

Pohon Natal tersebut mengusung tema ecogreen. Semua bahannya didapat di lingkungan sekitar. Misalnya, pot tempat tumbuh sirih gading merupakan bekas botol air minum. Sementara itu, tanamannya didapat dari sekolah. ”Di sini ada sekitar 500 tanaman sirih gading. Semuanya ditanam oleh anak-anak,”terang Anna.

Selain mengusung tema lingkungan, pembuatan pohon Natal dari sirih gading itu memiliki nilai filosofis. Yaitu, untuk ketenteraman, keharmonisan, dan ketenangan. Khususnya bagi yang melihatnya.

Tahun ini acara Natal di Yayasan Don Bosch memang berbeda. Tidak ada perayaan seperti sebelumnya. Anak-anak pun pulang ke rumah masing-masing. Maklum, pandemi Covid-19 membuat anak-anak kangen pada keluarganya. Sebab, tidak ada jadwal jenguk. ”Saking kangennya, mereka sampai demam dan mengigau,” kata Anna.

Baca Juga :  Bekerja Mobil, RAPI Landak turut Sebarkan Informasi Seputar Nataru

Karena itu, lanjut dia, kemarin anak-anak yang memiliki keluarga dipersilakan pulang. Sementara itu, yang tidak punya keluarga tetap tinggal di panti asuhan. Ada doa yang terselip dari pohon Natal tersebut. Yaitu, tentang keharmonisan ketenteraman bersama.

Tak hanya membuat pohon Natal dari sirih gading. Anak-anak juga menghasilkan karya snow man dari daur ulang styrofoam. Sekilas mirip salju. Uniknya, bagian matanya dibuat dari tutup botol plastik. Topinya berasal dari ember yang dimodifikasi.

Nah, setelah perayaan Natal berakhir, ratusan tanaman itu akan dikembalikan. Yakni, ditempatkan di teras yayasan. ”Kami mengusung ecogreen agar anak-anak bisa menghargai semua yang ada di sekitarnya. Termasuk sampah plastik,” terang Anna yang juga suster pamong Panti Asuhan Don Bosch. (jp)

Most Read

Artikel Terbaru