SUNGAI RAYA – Sebanyak satu ISO tank bahan baku oksigen yang dibeli dari Kuching, Sarawak, Malaysia telah sampai di PT. Spectro Gas Industri, Jalan Ayani 2, Kabupaten Kubu Raya, Sabtu (24/7). Dalam satu ISO tank tersebut berisi 13 ton atau bisa digunakan untuk sekitar 1.600 tabung oksigen ukuran enam meter kubik.
Ini merupakan kali pertama Kalbar mengimpor oksigen dari Malaysia untuk kebutuhan penanganan Covid-19. Dalam kesempatan itu, Gubernur Kalbar Sutarmidji mengatakan selain yang sudah datang, masih ada dua ISO tank yang sedang dalam perjalanan dari PLBN Entikong menuju Pontianak.
“Hari ini (kemarin) satu ISO tank, yang dua lagi dalam perjalanan. Nah, satu ISO tank ini bisa untuk 1.600 tabung, mudah-mudahan (impor) terus berlanjut,” katanya saat meninjau kedatangan oksigen, Sabtu (24/7) pagi.
Ia pun menyampaikan terima kasih kepada Ketua Menteri Sarawak, karena tidak sampai 24 jam surat permohonan bantuan oksigen yang ia kirimkan langsung direspon positif. Ia juga mengapresiasi kinerja KJRI di Kuching serta Konsul Malaysia di Pontianak.
Menurutnya berkat semua pihak itu proses ekspor-impor oksigen antarkedua negara bisa berjalan lancar. Untuk saat ini ia memastikan semua prosedur antara pemerintah Indonesia dan Malaysia sudah tidak ada masalah. Semua bisa terlaksana berkat hubungan baik antara kedua negara, terkhusus antara Kalbar dan Sarawak.
Berkaitan dengan pembelian oksigen dari Malaysia selanjutnya, ia mengatakan tinggal bagaimana hubungan kerja sama antara perusahaan di Kalbar dengan perusahaan pemasok Linde EOX Sdn Bhd di Kuching. Ia berharap kerja sama itu bisa terus berlanjut sehingga kebutuhan oksigen untuk penanggulangan Covid-19 di provinsi selalu tercukupi.
“Hubungan antara pemerintah dengan pemerintah sudah baik. Nah, sekarang tinggal bagaimana hubungan antara perusahaan dengan perusahaan, bagaimana supaya terus berlanjut kerja samanya,” ungkap Midji sapaan karibnya.
Midji menyebutkan, saat ini kebutuhan oksigen di Kalbar sekitar tiga ribuan tabung ukuran enam meter kubik per hari. Untuk ruang ICU Rumah Sakit saja misalnya, satu pasien butuh lima tabung untuk 24 jam. Jika misalnya di ICU seluruh Kalbar ada 100 pasien, maka perlu sekitar 500 tabung per hari. “Itu hanya ICU, belum yang lain. Belum lagi untuk pasien yang bukan Covid-19, isoman dan sebagainya,” ucapnya.
Alasan Kalbar meminta pasokan oksigen dari Malaysia karena memang kebutuhan yang mendesak. Selama ini distributor oksigen di Kalbar hanya mendapat pasokan dari Jakarta. Ketika kasus Covid-19 di sana meningkat, otomatis kebutuhan oksigen juga tinggi, membuat Jakarta kesulitan untuk memasok ke Kalbar. Karena itu dicari berbagi alternatif termasuk membeli ke Batam, Kepulauan Riau dan Kuching, Malaysia.
“Oksigen ini urgen sekali, perlu cepat. Saya tak mau terlambat, kemarin itu sempat stok kita (Kalbar) pas-pasan betul, sehingga yang isoman banyak yang tidak dapat (oksigen),” ucapnya.
Dengan adanya impor dari Malaysia ini diharapkan kebutuhan Kalbar ke depan bisa terpenuhi. Ditambah pemerintah pusat lewat Kemenkes juga akan memberikan bantuan satu ISO tank yang dibeli dari India ke Kalbar. Untuk kedatangannya bakal diurus oleh perusahaan lain yang saat ini tidak mendapat pasokan oksigen.
“Nanti yang ini (dari India) juga untuk membantu kebutuhan rumah sakit pemerintah dan oksigen gratis. Harus gratis, tidak boleh jual. Kami hanya bayar biaya operasional memasukkan ke tabung dan biaya angkutan saja,” paparnya.
Jika semua berjalan lancar, Midji menghitung kebutuhan oksigen di Kalbar bisa aman hingga delapan hari ke depan. “Hitungan saya kalau oksigen yang dari Malaysia semua datang, kemudian yang dari India datang, delapan hari hitungan saya aman. Mudah-mudahan ke depannya terus berjalan baik. Insyallah kami jaga betul,” tutupnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT. Spectro Gas Industri Handoko Yonestu Lim mengungkapkan, ke depan, jika pasokan oksigen dari Kuching bisa lancar, tentu kebutuhan di Kalbar tidak akan bermasalah lagi. Sebelum ini pihaknya mengalami kendala pasokan karena hanya mendapat suplai dari perusahaan Samator, Jakarta. “Jadi sejak 3 Juli pasokan dari Samator tidak ada sama sekali. Akhirnya kami cari jalan keluar,” ujarnya.
Salah satunya dengan membeli dari Kuching melalui dukungan Pemerintah Provinsi (Prmprov) Kalbar. Untuk pembelian dari Kuching selain satu ISO tank yang datang kemarin, diperkirakan kembali akan datang dua ISO tank pada, Sabtu (24/7) malam. Jika pihak Samator belum bisa memenuhi permintaan, pihaknya akan terus membeli oksigen dari Kuching.
Handoko menjelaskan, satu ISO tank sebenarnya memiliki kapasitas sebanyak 20 ton. Namun karena impor dari Malaysia baru pertama kali dilakukan, maka hanya diizinkan diisi sebanyak 13 ton. Itu agar bisa mengantisipasi jarak tempuh, kondisi jalan dan lain sebagainya. “Jadi dari 13 ton ini bisa untuk sekitar 1.600 tabung ukuran enam meter kubik,” terangnya.
Di tempatnya, jika mengikuti jam kerja normal, dalam satu hari bisa memproduksi sekitar 400 tabung ukuran enam meter kubik. Pihaknya berkomitmen terus membantu kebutuhan oksigen yang meningkat di rumah sakit.
“Tergantung kebutuhan rumah sakit (berapa banyak), kami akan perhatikan. Kalau urgen sekali kami akan lemburkan karyawan dengan sistem pertukaran sif, biar mereka juga tidak capek,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Konsul Malaysia di Pontianak Mohiuddin Ghazali menyatakan, hubungan antara Indonesia dengan Malaysia, khususnya di Kalbar, memang sangat baik. Itu karena masyarakat Kalbar masih serumpun dan berbatasan darat secara langsung dengan negeri jiran.
“Boleh dikatakan hubungan antara Kalbar dengan Sarawak ini begitu akrab juga, karena memiliki tali persaudaraan dan sebagainya,” katanya.
Hubungan tersebut menurutnya sudah meluas dan mendalam sejak dulu sehingga kerja sama dalam berbagai hal begitu mudah untuk dijalankan. Termasuk soal kebutuhan oskigen seperti saat ini. “Kerja sama seperti ini memang kami bisa dengan cepat membantu, permintaan atau permohonan dari pihak Kalbar,” pungkasnya.(bar)