24 C
Pontianak
Friday, March 31, 2023

Strategi Boedjang Group Bertahan di Tengah Pandemi

PONTIANAK – Berbagai strategi dilakukan oleh Boedjang Group Indonesia agar bertahan di tengah pendami Covid-19. Perusahaan yang membawahi beberapa usaha yang bergerak di bidang kuliner di Kota Pontianak itu sempat mengalami kerugian besar karena anjloknya penjualan. Lukman Hakim Prasetyo, CEO Boedjang Group Indonesia membagikan pengalamannya dalam Podcast Pontianak Post, yang digelar Senin (23/8) sore.

“Ketika awal pandemi datang, bulan Maret-April 2020, kita rugi ratusan juta,” ungkap Lukman, dalam bincang-bincang yang ditayangkan secara langsung melalui kanal YouTube dan Facebook Pontianak Post tersebut.

Selain anjloknya penjualan, kerugian menurutnya juga dikarenakan belum siapnya perusahaan menghadapi kondisi yang tak terduga tersebut. Hal itu pun menjadi pengalaman berharga baginya. Akan kondisi ini, dirinya mengambil langkah untuk memperketat keuangan.“Karena ini pengalaman pertama dan kita gak prepare. Setelah itu baru kita belajar untuk atur pengeluaran, kita rem biaya seoptimal mungkin,” ucapnya.

Baca Juga :  Pontianak Diganjar Dua Penghargaan Top Digital Award 2019

Kondisi ini pula yang pada akhirnya membuat perusahaan harus mengurangi jumlah karyawannya. Sebelum pandemi, Lukman menyebut ada sekitar 400 karyawan yang bekerja. Namun jumlah tersebut hingga saat ini belum kembali normal.

“Bahkan pernah sisa 80 karyawan saja. Dan itu sangat terpaksa kami lakukan. Sedikit demi sedikit karyawan bisa kembali lagi bekerja, namun sampai sekarang masih belum bisa full,” ucapnya.

Untuk diketahui, Boedjang Group Indonesia saat ini memiliki sejumlah brand rumah makan, di antaranya, Bebek Boedjang, Bebek Bejo, Muara Ikan Sambal, Nasi bakar Iga Bale, Bakso Tyga Sapi, dan lain sebagainya. Beberapa brand rumah makan tersebut memiliki lebih dari satu cabang yang tersebar di Kota Pontianak dan sekitarnya.

Selain pengetatan biaya dan pengurangan jumlah karyawan, langkah lain yang ditempuh adalah dengan mengubah strategi marketing. “Banyak berubah strategi marketingnya, mulai dari jual dalam bentuk paketan, hingga produk beku,” kata mantan ASN Kantor Pająk tersebut.

Baca Juga :  Antisipasi Lonjakan Harga Pangan TPID Sidak Pasar

Beberapa cabang restoran diakuinya juga ditutup. Namun, untuk cabang-cabang yang masih potensial, dirinya mengupayakan agar tetap buka. Hal itu dilakukan tak sekedar mencari keuntungan yang besar, namun untuk menjaga konsumen. “Untuk menjaga costumer ya dengan terus membuka. Dan syukurnya masih bisa survive,” katanya.

Berbagai pengalaman yang dihadapi satu tahun ke belakang memberikannya pelajaran berarti. Kini Lukman terus berupaya memperkuat bisnis dengan melakukan ekspansi. Bahkan baru-baru ini ia membuka bisnis kuliner baru bernama Soto Semar.

Lukman juga sudah terbiasa dengan kondisi sulit saat berbisnis. Dulu, jauh sebelum pandemi, bisnis yang dirintisnya beberapa kali mengalami gulung tikar. Meski begitu, ia tetap melanjutkan tekadnya membangun usaha. Alhasil, kini ia memanen hasil kerja kerasnya itu. Tak hanya Pontianak, usahanya juga sudah melakukan ekspansi ke Serang dan Tangerang. (sti)

PONTIANAK – Berbagai strategi dilakukan oleh Boedjang Group Indonesia agar bertahan di tengah pendami Covid-19. Perusahaan yang membawahi beberapa usaha yang bergerak di bidang kuliner di Kota Pontianak itu sempat mengalami kerugian besar karena anjloknya penjualan. Lukman Hakim Prasetyo, CEO Boedjang Group Indonesia membagikan pengalamannya dalam Podcast Pontianak Post, yang digelar Senin (23/8) sore.

“Ketika awal pandemi datang, bulan Maret-April 2020, kita rugi ratusan juta,” ungkap Lukman, dalam bincang-bincang yang ditayangkan secara langsung melalui kanal YouTube dan Facebook Pontianak Post tersebut.

Selain anjloknya penjualan, kerugian menurutnya juga dikarenakan belum siapnya perusahaan menghadapi kondisi yang tak terduga tersebut. Hal itu pun menjadi pengalaman berharga baginya. Akan kondisi ini, dirinya mengambil langkah untuk memperketat keuangan.“Karena ini pengalaman pertama dan kita gak prepare. Setelah itu baru kita belajar untuk atur pengeluaran, kita rem biaya seoptimal mungkin,” ucapnya.

Baca Juga :  Politisi PAN Kalbar Usulkan Penyemprotan Desinfektan di Zona Merah

Kondisi ini pula yang pada akhirnya membuat perusahaan harus mengurangi jumlah karyawannya. Sebelum pandemi, Lukman menyebut ada sekitar 400 karyawan yang bekerja. Namun jumlah tersebut hingga saat ini belum kembali normal.

“Bahkan pernah sisa 80 karyawan saja. Dan itu sangat terpaksa kami lakukan. Sedikit demi sedikit karyawan bisa kembali lagi bekerja, namun sampai sekarang masih belum bisa full,” ucapnya.

Untuk diketahui, Boedjang Group Indonesia saat ini memiliki sejumlah brand rumah makan, di antaranya, Bebek Boedjang, Bebek Bejo, Muara Ikan Sambal, Nasi bakar Iga Bale, Bakso Tyga Sapi, dan lain sebagainya. Beberapa brand rumah makan tersebut memiliki lebih dari satu cabang yang tersebar di Kota Pontianak dan sekitarnya.

Selain pengetatan biaya dan pengurangan jumlah karyawan, langkah lain yang ditempuh adalah dengan mengubah strategi marketing. “Banyak berubah strategi marketingnya, mulai dari jual dalam bentuk paketan, hingga produk beku,” kata mantan ASN Kantor Pająk tersebut.

Baca Juga :  Antisipasi Lonjakan Harga Pangan TPID Sidak Pasar

Beberapa cabang restoran diakuinya juga ditutup. Namun, untuk cabang-cabang yang masih potensial, dirinya mengupayakan agar tetap buka. Hal itu dilakukan tak sekedar mencari keuntungan yang besar, namun untuk menjaga konsumen. “Untuk menjaga costumer ya dengan terus membuka. Dan syukurnya masih bisa survive,” katanya.

Berbagai pengalaman yang dihadapi satu tahun ke belakang memberikannya pelajaran berarti. Kini Lukman terus berupaya memperkuat bisnis dengan melakukan ekspansi. Bahkan baru-baru ini ia membuka bisnis kuliner baru bernama Soto Semar.

Lukman juga sudah terbiasa dengan kondisi sulit saat berbisnis. Dulu, jauh sebelum pandemi, bisnis yang dirintisnya beberapa kali mengalami gulung tikar. Meski begitu, ia tetap melanjutkan tekadnya membangun usaha. Alhasil, kini ia memanen hasil kerja kerasnya itu. Tak hanya Pontianak, usahanya juga sudah melakukan ekspansi ke Serang dan Tangerang. (sti)

Most Read

Artikel Terbaru

/