PONTIANAK – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soedarso saat ini membutuhkan puluhan relawan untuk membantu penanganan pasien Covid-19. Hal ini dilakukan karena terjadi peningkatan pasien Covid-19 yang dirawat, sementara untuk pihak RS juga masih membutuhkan tenaga untuk penanganan penyakit lain.
Kepala Bidang Pengendalian RSUD Soedarso, Diah Kusuma Wardhani mengungkapkan, dalam bulan ini terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang dirawat di RSUD Soedarso. “Sementara pasien yang bukan Covid-19 juga banyak, jadi kami tenaganya kewalahan, terutama tenaga perawat,” ungkapnya, Jumat (25/9).
Untuk itu pihak RS telah membuka lowongan untuk relawan, baik tenaga perawat, analis, farmasi dan pramusaji. Untuk perawat membutuhkan sekitar 46 orang, kemudian analis sebanyak lima orang, farmasi lima orang dan pramusaji 14 orang. Namun jumlah tersebut belum pasti terpenuhi semua karena tergantung dari ketersediaan anggaran lewat Dinas Kesehatan Kalbar.
“Kami masih mengajukan anggaran, belum final, kami masih tahap pengajuan anggaran ke Dinkes provinsi melalui APBD,” katanya.
Sejak awal pandemi diakuinya pihak RS hanya merekrut tenaga relawan untuk pemulasaran jenazah pasien Covid-19 yang meninggal dunia saja. Jumlahnya ada sekitar tiga orang. Sementara untuk tenaga relawan yang lain, baru kali ini dilakukan.
“Kalau anggaran disetujui kami akan cepat rekrut (relawan), ini memang kami sudah menerima berkas (pendaftar), sambil mengajukan anggaran, jadi ketika sudah tahu berapa anggaran, kami sudha bisa langsung proses,” ujarnya.
Meski namanya relawan, tenaga ini tetap mendapat gaji sebesar UMP dan masa kontraknya selama tiga bulan. Setelah tiga bulan akan dievaluasi lagi, jika masih dibutuhkan maka bisa saja diperpanjang atau bahkan ditambah jumlahnya. “Kebutuhan yang pasti demikian tapi tergantung anggaran, mudah-mudahan disetuji agar (penanganan) lebih optimal,” ucapnya.
Selain SDM, Diah mengatakan fasilitas lain untuk penanganan Covid-19 di RSUD Soedarso sudah cukup siap. Mulai dari gedung perawatan, tempat tidur dan lain sebagainya. Saat ini ada dua gedung yang tersedia. Pertama ruang terpadu tiga lantai dengan total tempat tidur sebanyak 108 unit. Serta ruang VIP dijadikan ruang ICU untuk pasien Covid-19 dengan jumlah tempat tidur sebanyak 10 unit.
Khusus tenaga kesehatan yang menangani Covid-19, pihak rumah RS juga sudah menyediakan instalasi rawat inap. Ruang tersebut bisa digunakan oleh tenaga kesehatan yang perlu istirahat sehingga tidak perlu pulang ke rumah.
“Sarana prasarana, gedung perawatan sudah siap, tempat tidar dan sebagainya, saat ini kami kekurangan SDM dan APD saja, tapi alhamdulillah APD juga sudah di-suport sama Dinkes provinsi,” terangnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kalbar Harisson menambahkan, RSUD Soedarso memang membutuhkan relawan untuk penanganan pasien Covid-19. Itu karena RS tersebut sudah menyediakan gedung isolasi terpadu dengan jumlah total 108 tempat tidur.
Di awal pandemi, ketika puncak kasus di gelombang pertama terjadi menurutnya gedung terpadu tiga lantai itu sempat penuh. Ketika itu pihak RS mengambil tenaga kesehatan dari ruang rawat inap instalasi lain, seperti instalasi penyakit dalam, anak dan lainnya. “Karena tingkat hunian di instalasi (selain Covid-19) tersebut menurun,” terangnya.
Puncak gelombang satu terjadi pada akhir Mei hingga Juli. Kemudian setelah itu mulai Juli kasus Covid-19 menurun. Begitu juga dengan tingkat hunian di ruang isolasi terpadu. Sehingga ruang yang dioperasikan hanya satu yakni di lantai tiga. “Sedangkan lantai satu dan dua kosong, para perawat dipulangkan dan bertugas di tempat tugas sebelumnya,” katanya.
Sementara saat ini terjadi peningkatan kasus Covid-19 yang dirawat. Karena tingkat hunian meningkat otomatis untuk lantai satu dan dua kembali akan dioperasikan. Sementara kunjungan di instalasi perawatan yang lain juga tinggi atau meningkat. “Otomatis perawat di instalasi tersebut penuh, jadi harus merekrut lagi. Untuk itulah Soedarso merekrut beberapa orang (relawan) untuk mengisi ruang isolasi Covid-19,” pungkasnya.(bar)