25.6 C
Pontianak
Monday, May 29, 2023

Pengurus Maporina Kalbar Terbentuk

Pengurus Maporina Kalbar Priode 2022-2027 resmi terbentuk. Organisasi masyarakat petani dan pertanian organik Indonesia diketuai Ir. Sutarman Gafur M.Sc. Ph.D, mantan Dekan Fakultas Pertanian, Untan. Pelantikan dilakukan pada Sabtu (27/8) melalui daring. Bersama Kalbar juga dilantik pengurus Maporina Banten, Sulawesi Tengah, Sumatera Utara dan Papua Barat.

Dalam menjalankan organisasinya, Sutarman Gafur didukung Dewan Pembina; DR. Ir. Radian MS, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura dan Kepala Dinas Pertanian Kalbar, Dewan Pengawas; Ir. Suharjo, MM, Dewan Pakar; DR. Iwan Sasli, SP. M.Si dan DR. Ir. Fadjar Riyanto, M.Si.

Dalam susunan organisasi Sutarman didampingi Wakil Ketua; DR. Ir. Wasi’an, M.Sc dan DR. Eva Dolorosa MM. M.Sc, Sekretaris: Ir. Suwandi dan Wakil Sekretaris: Ir. Untung Hidayat, Bendahara: Ir. Anggarini Dwi Susiati dan sejumlah bidang-bidang.

Ketua Umum Maporina Subandrio mengapresiasi terbetuknya pengurus Maporina Kalbar dan wilayah lainnya. Hingga saat ini organisasi yang dibentuk pada tahun 2000 itu sudah ada di 29 wilayah. Direncanakan akhir tahun bisa 34-35 provinsi di Indonesia. Subandrio berharap pengurus segera melakukan konsolidasi untuk menjalankan amanah AD/ART organisasi.

“Berdayakan organisasi hingga ke daerah, sangat bermanfaat bagi masyarakat. Bahkan kalau bisa bentuk sampai ke kabupaten/kota,” kata Subandrio.

Dijelaskannya, sejak terjadinya pandemi COVID-19 pada awal tahun 2019, terdapat peningkatan kesadaran yang signifikan dari masyarakat dunia akan pentingnya pangan yang bermutu, aman, dan menyehatkan yang dihasilkan dari satu sistem yang tidak merusak dan mengeksploitasi lingkungan. Kesadaran ini dipicu keinginan untuk meningkatkan system imun dalam rangka pencegahan terhadap wabah COVID-19.

Baca Juga :  DKP Kalbar Segera Sampaikan ke Pusat Soal Penolakan PP 85 yang Mengatur PNBP

Hal tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya permintaan terhadap produk yang dianggap alami dan bebas cemaran kimia seperti produk yang dihasilkan dari system pertanian organik. Pontensinya sangat besar sekali. Kalau ini dikembangkan tentu memberikan hasil yang cukup signifikan dalam mensejahterakan petani.

Subandrio mengungkapkan Maporina berusaha mengajak generasi muda untuk bisa menggeluti dunia pertanian. Saat ini petani berusia 20-35 tahun hanya sekitar 8 persen. Minat untuk menjadi petani sangat rendah.

“Karena itu mari kita singkirkan stigma jadi petani itu bergelut denga kerja yang kotor, masa depan yang suram dll. Image ini harus kita ubah,” ujarnya.

Produk pertanian organik untuk bisa diterima di masyarakat tentu perlu tahapan. Perlu sertifikasi. Namun sebelum sampai tahap itu, bisa dilakukan terlebih dahulu kerjasama Maporina dengan pemberian label. Produk-produk yang diberikan label resmi Maporina dijamin keorganikannya.

Didorong keyakinan akan besarnya potensi Indonesia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat produk pertanian organik dan produk pertanian ramah lingkungan dan turut membantu meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat, perlu dilakukan berbagai upaya dalam satu gerak langkah nyata yang terpadu, terarah, saling menunjang dan komprehensif sehingga pada akhirnya Indonesia mampu menjadi produsen organik terkemuka di dunia.

Baca Juga :  Karhutla Bikin Negara Tekor

Ketua Maporina Kalbar Ir. Sutarman Gafur M.Sc. Ph.D mengungkapkan organisasi yang dipimpinnya akan segera melakukan konsolidasi dan merencanakan program kerja untuk lima tahun ke depan. Kalbar memiliki potensi pertanian organik yang ramah lingkungan. Untuk itu Sutarman berharap Maporina pusat dapat memberikan arahan terutama untuk pemberian label dan sertifikasi produk-produk pertanian organik sehingga dengan mudah dapat diterima pasar.

Dalam waktu dekat Maporina akan menggelar Rakernas pada 13-14 Desember 2022. Kegiatan ini akan diikuti oleh pengurus wilayah dan pusat. Dilanjutkan perayaan Ulang Tahun ke 23 Tahun Maporina pada 1 Februari 2023. Kemudian Pameran Pertanian di JCC pada 17-21 Mei 2023 sekaligus Koferensi Pertanian.

Maporina merupakan wadah potensi berbagai pihak yang terkait dengan pertanian organik dan pertanian ramah lingkungan lainnya yang meliputi praktisi petani/kelompok tani, penyuluh, pengusaha, peneliti, akademisi, maupun pemerintah untuk mensukseskan program pembangunan pertanian berkelanjutan pada umumnya, melalui sosialisasi pertanian organik dan pertanian ramah lingkungan lainnya. Bersifat independen, mengutamakan gotong royong dan musyawarah mufakat dalam setiap kegiatannya.(man)

Pengurus Maporina Kalbar Priode 2022-2027 resmi terbentuk. Organisasi masyarakat petani dan pertanian organik Indonesia diketuai Ir. Sutarman Gafur M.Sc. Ph.D, mantan Dekan Fakultas Pertanian, Untan. Pelantikan dilakukan pada Sabtu (27/8) melalui daring. Bersama Kalbar juga dilantik pengurus Maporina Banten, Sulawesi Tengah, Sumatera Utara dan Papua Barat.

Dalam menjalankan organisasinya, Sutarman Gafur didukung Dewan Pembina; DR. Ir. Radian MS, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura dan Kepala Dinas Pertanian Kalbar, Dewan Pengawas; Ir. Suharjo, MM, Dewan Pakar; DR. Iwan Sasli, SP. M.Si dan DR. Ir. Fadjar Riyanto, M.Si.

Dalam susunan organisasi Sutarman didampingi Wakil Ketua; DR. Ir. Wasi’an, M.Sc dan DR. Eva Dolorosa MM. M.Sc, Sekretaris: Ir. Suwandi dan Wakil Sekretaris: Ir. Untung Hidayat, Bendahara: Ir. Anggarini Dwi Susiati dan sejumlah bidang-bidang.

Ketua Umum Maporina Subandrio mengapresiasi terbetuknya pengurus Maporina Kalbar dan wilayah lainnya. Hingga saat ini organisasi yang dibentuk pada tahun 2000 itu sudah ada di 29 wilayah. Direncanakan akhir tahun bisa 34-35 provinsi di Indonesia. Subandrio berharap pengurus segera melakukan konsolidasi untuk menjalankan amanah AD/ART organisasi.

“Berdayakan organisasi hingga ke daerah, sangat bermanfaat bagi masyarakat. Bahkan kalau bisa bentuk sampai ke kabupaten/kota,” kata Subandrio.

Dijelaskannya, sejak terjadinya pandemi COVID-19 pada awal tahun 2019, terdapat peningkatan kesadaran yang signifikan dari masyarakat dunia akan pentingnya pangan yang bermutu, aman, dan menyehatkan yang dihasilkan dari satu sistem yang tidak merusak dan mengeksploitasi lingkungan. Kesadaran ini dipicu keinginan untuk meningkatkan system imun dalam rangka pencegahan terhadap wabah COVID-19.

Baca Juga :  Dinas Kesehatan Tambah Empat Unit Alat Tes PCR

Hal tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya permintaan terhadap produk yang dianggap alami dan bebas cemaran kimia seperti produk yang dihasilkan dari system pertanian organik. Pontensinya sangat besar sekali. Kalau ini dikembangkan tentu memberikan hasil yang cukup signifikan dalam mensejahterakan petani.

Subandrio mengungkapkan Maporina berusaha mengajak generasi muda untuk bisa menggeluti dunia pertanian. Saat ini petani berusia 20-35 tahun hanya sekitar 8 persen. Minat untuk menjadi petani sangat rendah.

“Karena itu mari kita singkirkan stigma jadi petani itu bergelut denga kerja yang kotor, masa depan yang suram dll. Image ini harus kita ubah,” ujarnya.

Produk pertanian organik untuk bisa diterima di masyarakat tentu perlu tahapan. Perlu sertifikasi. Namun sebelum sampai tahap itu, bisa dilakukan terlebih dahulu kerjasama Maporina dengan pemberian label. Produk-produk yang diberikan label resmi Maporina dijamin keorganikannya.

Didorong keyakinan akan besarnya potensi Indonesia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat produk pertanian organik dan produk pertanian ramah lingkungan dan turut membantu meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat, perlu dilakukan berbagai upaya dalam satu gerak langkah nyata yang terpadu, terarah, saling menunjang dan komprehensif sehingga pada akhirnya Indonesia mampu menjadi produsen organik terkemuka di dunia.

Baca Juga :  DKP Kalbar Segera Sampaikan ke Pusat Soal Penolakan PP 85 yang Mengatur PNBP

Ketua Maporina Kalbar Ir. Sutarman Gafur M.Sc. Ph.D mengungkapkan organisasi yang dipimpinnya akan segera melakukan konsolidasi dan merencanakan program kerja untuk lima tahun ke depan. Kalbar memiliki potensi pertanian organik yang ramah lingkungan. Untuk itu Sutarman berharap Maporina pusat dapat memberikan arahan terutama untuk pemberian label dan sertifikasi produk-produk pertanian organik sehingga dengan mudah dapat diterima pasar.

Dalam waktu dekat Maporina akan menggelar Rakernas pada 13-14 Desember 2022. Kegiatan ini akan diikuti oleh pengurus wilayah dan pusat. Dilanjutkan perayaan Ulang Tahun ke 23 Tahun Maporina pada 1 Februari 2023. Kemudian Pameran Pertanian di JCC pada 17-21 Mei 2023 sekaligus Koferensi Pertanian.

Maporina merupakan wadah potensi berbagai pihak yang terkait dengan pertanian organik dan pertanian ramah lingkungan lainnya yang meliputi praktisi petani/kelompok tani, penyuluh, pengusaha, peneliti, akademisi, maupun pemerintah untuk mensukseskan program pembangunan pertanian berkelanjutan pada umumnya, melalui sosialisasi pertanian organik dan pertanian ramah lingkungan lainnya. Bersifat independen, mengutamakan gotong royong dan musyawarah mufakat dalam setiap kegiatannya.(man)

Most Read

Artikel Terbaru