PONTIANAK – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melakukan rotasi jabatan terhadap sejumlah anggota, mulai dari perwira tinggi (Pati) dan perwira menengah (Pamen). Satu di antaranya adalah Kapolda Kalimantan Barat, Irjen Pol Suryambodo Asmoro yang digantikan Brigjen Pol Pipit Rismanto. Brigjen Pol Pipit Rismanto sendiri sebelumnya menjabat Dirtipidter Bareskrim Polri.
Mutasi jabatan tersebut tertuang dalam surat telegram tanggal 27 Maret 2023 yang ditandatangani Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono.
Berdasarkan website resmi Polri, setidaknya ada 473 personel yang dimutasi. Diantaranya tujuh Kapolda yang dilakukan pergantian, yakni Kapolda Metro Jaya, Kapolda Sulteng, Kapolda Jabar, Kapolda Lampung, Kapolda Gorontalo, Kapolda Kalbar, dan Kapolda Sulsel. Kemudian, terdapat promosi jabatan kepada posisi Kabaharkam, Kalemdiklat, dan Kasetum.
Kemudian, terdapat 76 posisi Kapolres yang dilakukan rotasi jabatan dan 36 personel dimutasi karena dalam rangka pensiun.
Sementara itu, ada 3 pamen dan pati yang mendapatkan promosi di Mabes Polri yakni, Irjen Fadil Imran sebagai Kabaharkam, Komjen Purwadi Ariyanto sebagai Kalemdiklat, dan Kombes Nanang Chadarusman sebagai Kasetum.
Kabid Humas Polda Kalbar Kombes Pol Raden Petit Wijaya membenarkan adanya rotasi Jabatan Kapolda Kalimantan Barat tersebut.
“Benar. Surat Telegramnya baru keluar hari ini (kemarin_red) namun belum dilakukan sertijab,” kata Petit.
Brigjen Pol Pipit Rismanto memiliki rekam jejak selama berdinas di kepolisian. Ia diketahui sudah menjabat sebagai Dirtipidter Bareskrim Polri sejak Maret 2021. Selama menjabat sebagai Dirtipidter Bareskrim Polri, Jenderal bintang satu ini pernah ditunjuk untuk memimpin tim khusus (timsus) bentukan Polri untuk menyelidiki kasus gagal ginjal akut pada anak. Ia juga pernah ditugaskan untuk mengungkap kasus pertambangan ilegal di Kalimantan Timur.
Kadivhumas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan, mutasi dan rotasi merupakan hal biasa di Polri. Namun, menurut pengamat kepolisian Bambang Rukminto, ada yang patut disorot dalam mutasi Irjen Karyoto sebagai Kapolda Metro Jaya. Sebab, Karyoto selama ini belum pernah menempati posisi Kapolda.
”Pertama kali Kapolda langsung di Polda Metro Jaya,” ujarnya. Padahal, Kapolda Metro Jaya memiliki tanggung jawab dan kewenangan yang sangat vital.
”Apalagi menjelang Pilpres 2024. Secara kultur, biasanya Kapolda Metro Jaya diisi oleh mantan Kapolda wilayah lain,” paparnya.
Bahkan, dulu persyaratan untuk menduduki Kapolda Metro Jaya itu telah dua kali menjadi Kapolda dan satu di antaranya menduduki polda tipe A.
”Makanya, susah memang tidak menghubungkan pengangkatan ini dengan politik,” jelasnya.
Sedangkan pengangkatan Irjen Fadil Imran menjadi Kabaharkam, dia mengatakan bahwa terlepas adanya kontroversi selama menjabat Kapolda Metro Jaya, Fadil Imran tergolong sukses menjaga keamanan di Jakarta.
”Jakarta aman selama dipimpin Fadil,” tuturnya.
Berbeda lagi mutasi untuk Irjen Helmy Santika yang baru saja terdapat kasus anak buahnya bunuh diri. Dia mengatakan, Irjen Helmy sepertinya mengikuti jejak pendahulunya, Irjen Akhmad Wiyagus.
”Dari Kapolda Gorontalo menjadi Kapolda Lampung,” urainya.
Secara umum melihat komposisi mutasi tersebut, dia mengatakan bahwa Kapolri ingin melakukan konsolidasi gerbongnya. Mengingat para senior 1988 mulai banyak yang pensiun.
”Menjadi momentum mengisi dengan orang-orang dekat Kapolri,” jelasnya. (arf/idr/c6/oni)