PONTIANAK – Tak hanya piawai dalam memimpin organisasi, AKBP Yani Permana ternyata piawai pula dalam mengolah ide dan gagasan menjadi kata-kata penuh makna.
Praa kelahiran Semarang, 12 Januari 1979 itu telah melahirkan sebuah buku dengan judul Manggala Bhayangkara Dari Khatulistiwa.
Buku setebal 174 halaman itu ditulis pada 2018 silam. Terbagi dengan 22 mulai dari Bhayangka di Era Reformasi hingga Manggala Dari Khatulistiwa.
Pada kata pengantar, Yani Permana mengatakan, sebagai generasi bangsa sudah seyogyanya memberikan sesuatu kepada ibu pertiwi. Kebanggaan berupa prestasi, harga diri, martabat dan nama baik, merupakan kewajiban anak bangsa berikan kepada negeri yang telah memberikan air untuk minum dan tanah sebagai tumpah darah.
Yani Permana menuturkan, melihat kondisi seperti itu, tak ayal apabila negeri ini sangat membutuhkan para manggala yang militan, profesional dan mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa harus meninggalkan landasan kebenaran dan kejujuran.
Menurut Yani Permana, menilai, para manggala itu tak ubah seperti pagar bagi tanaman. Meski selalu diterpa caci-maki dan hujat tiada henti, sang manggala harus tetap kuat, kokoh, tegar dalam setiap cuaca yang menghadang dan campur tangan manusia yang ingin menghancurkan.
Yani Permana menerangkan, manggala Bhayangkara Dari Khatulistiwa merupakan tulisan yang menceritakan tentang kiprah abdi bhayangkara di bumi khatulistiwa. Buku itu mengulas tentang memoar pengabdian para manggala berseragam bhayangkara dalam menjalan tugas sebagai pelayan, pelindung dan pengayom masyarakat serta mengawal kebijakan pemerintah daerah dan nasional di provinsi seribu sungai Kalimantan Barat.
“Manggala dari bhayangkara adalah sebuah buku yang mengisahkan unit reserse Direkorat Ditreskrimum Polda Kalbar dalam menangani dan menumpas berbagai macam kejahatan yang marak terjadi di Kalimantan Barat. Kejahatan konvensional hingga kejahatan cyber yang marak ditemukan diperkembangan zaman seperti saat ini,” kata, Yani Permana. (adg)