Rencana Menpora Zainudin Amali mengecek Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, sebagai calon venue Piala Dunia U-20 2021 kemarin sore tidak kesampaian. Sebab, seluruh akses terkunci.
”Saya sudah koordinasi ke dispora (Kota Surabaya, Red), tapi nggak ada jawaban,” kata Zainudin. Padahal, dia bermaksud melihat kondisi terkini GBT. Memastikan perbaikan pasca kerusuhan seusai laga Persebaya Surabaya kontra PSS Sleman pekan lalu (29/10).
”Padahal, kami siap bantu apa yang kira-kira perlu diperbaiki. Kalau tertutup gini, saya mau bantu apa?” keluh pengganti Imam Nahrawi itu.
Kepala Dispora Jawa Timur Supratomo menuturkan telah berusaha menghubungi Dispora Surabaya. Namun, tidak ada jawaban.
Akibatnya, Menpora beserta rombongan hanya bisa melihat Stadion GBT dari luar. Meski demikian, Zainudin menilai ada kekurangan yang harus segera dibenahi. Salah satunya, aroma sampah yang menyengat. Bahkan, saat tiba di GBT, mantan ketua Komisi II DPR itu langsung memegang hidung. ”Masih tercium, ya. Belum hilang (bau sampahnya, Red),” tuturnya. Hal lain yang disorot adalah akses ke stadion berkapasitas 50 ribu penonton itu.
Zainudin tidak menampik bahwa akses tersebut bisa membuat GBT sulit bersaing. Saat ini ada sepuluh stadion yang terdaftar sebagai kandidat venue Piala Dunia U-20 2021. Di antara sepuluh stadion itu, hanya enam yang akan dipilih sebagai venue resmi. ”Makanya, semua harus duduk bareng. Pemprov (Jatim), pemkot (Surabaya), serta stakeholder yang lain. Harus segera dicarikan jalan keluarnya,” jelas pria 57 tahun tersebut.
Sejatinya masih ada waktu untuk berbenah. FIFA memberi tenggang enam bulan untuk memperbaiki stadion. Setelah itu, dilakukan penunjukan venue resmi.

Zainudin tak mau berandai-andai soal peluang GBT dipilih FIFA. ”Saya belum bisa pastikan itu. Yang menentukan FIFA, bukan pemerintah. Hanya, sarana dan prasarana harus segera diperbaiki,” ujar politikus Partai Golkar tersebut.
Kalaupun GBT tidak terpilih, dia tak bisa berbuat apa-apa. ”Karena yang ditetapkan tuan rumah itu Indonesia. Soal lapangan mana yang dipilih, itu lihat nanti,” terangnya.
Namun, dia berharap dua wilayah bisa menjadi bagian dari venue Piala Dunia U-20 2021. Yakni, Jawa Timur dan Bali. ”Makanya, kami harus segera cari jalan keluar, nanti kira-kira stadion mana yang layak,” tutur Zainudin.
Sementara itu, Kabaghumas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara mengatakan bahwa persoalan Menpora gagal masuk ke GBT hanya miskomunikasi. Tidak ada informasi yang diterima Pemkot Surabaya tentang kunjungan Menpora. Justru, dia baru mengetahui Menpora sudah berada di GBT dari awak media. ”Saya mendampingi Ibu Wali Kota sepanjang siang hari. Sama sekali tidak ada informasi mengenai kunjungan Menpora. Tiba-tiba ada wartawan yang telepon saya menginformasikan bahwa Menpora sudah di GBT,” ujar Febri tadi malam.
Mantan ajudan Risma itu menerangkan, pemkot akan menyambut dan mendampingi semua pejabat negara yang berkunjung. Apalagi selevel menteri. ”SOP di kami pasti didampingi. Hanya saja sama sekali tidak ada informasi mengenai hal itu,” lanjutnya.
Humas langsung berkoordinasi dengan Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Surabaya setelah mendapat informasi mendadak itu. Ada petugas yang diutus untuk segera ke stadion di Surabaya Barat tersebut. Saat petugas datang, rombongan Menpora sudah tak ada.
Kepala Bidang Sarana Prasarana Dispora Surabaya Edi Santoso menjadi koordinator dan pengelola semua fasilitas olahraga pemkot. Dia juga tak tahu agenda kunjungan menteri tersebut. Siang itu dia baru pulang dari Nganjuk. Saat mengecek HP, dia menerima banyak panggilan tak terjawab. ”PSSI saja datang selalu kami dampingi untuk peninjauan lapangan karena sudah ada koordinasi yang jelas,” ujarnya.
Editor : Ilham Safutra
Reporter : gus/sal/c11/c10/fal/Jawa Pos