30.6 C
Pontianak
Friday, March 24, 2023

Sudah 16.500 Jiwa Eksodus ke Jayapura

Panglima TNI dan Kapolri Agendakan Peninjauan

WAMENA – Antrean pengungsi di Bandara Wamena, Jayawijaya, Papua sudah tidak seperti beberapa hari lalu. Jumlahnya telah jauh berkurang. Kemarin sore (5/10) kurang dari seratus orang mendaftar untuk terbang ke Jayapura menggunakan pesawat Hercules TNI AU. Sedangkan jumlah pengungsi yang terangkut dari Wamena ke Jayapura totalnya sudah mencapai 16.500 jiwa.

Sebagian telah melanjutkan perjalanan ke daerah asal dan sebagian lain masih tinggal di empat lokasi pengungsian. Komandan Lanud Silas Papare, Marsekal Pertama TNI Tri Bowo Budi Santoso menyampaikan mulai hari ini hanya ada dua Hercules yang siaga di Jayapura.

”Kalau ada seratus orang pengungsi, kami terbang. Kalau nggak ada, kami tunggu,” katanya. Tri menuturkan, secara keseluruhan jumlah pengungsi yang diangkut oleh Hercules kemarin sebanyak 855 orang dengan enam sortie.

Dia pun menyampaikan, dari total 16.500 orang yang eksodus dari Wamena ke Jayapura, tidak semuanya naik Hercules. Sebagian bertolak menggunakan pesawat Wings Air dan ada pula yang naik Trigana Air. Meski sudah tidak banyak pengungsi yang antre di Bandara Wamena, dia memastikan pendaftaran tetap dibuka.

Apabila ada yang mendaftar, Detasemen TNI Wamena pasti mencatat. Mereka akan menerbangkan pengungsi jika jumlah pendaftar memenuhi kuota satu sortie penerbangan. Tri membantah informasi yang menyatakan bahwa pihaknya akan menarik uang kepada pengungsi untuk terbang naik Hercules besok (7/10). ”Nggak ada itu,” tegasnya.

Bupati Jayawijaya, Jhon Richard Banua tidak menampik banyaknya pengungsi yang meninggalkan Wamena. Selain ke Jayapura, ada juga pengungsi yang memilih Timika, Biak, dan Manokwari. Namun, orang nomor satu di Jayawijaya itu menyebutkan, sebagian pengungsi ada yang sudah meminta kembali lagi ke Wamena.

”Pengungsi yang di Jayapura juga sudah minta kembali ke Wamena. Mungkin melihat situasi yang sudah kondusif di Wamena,” ujar dia. Sayangnya, Jhon belum mendapat data pasti berapa banyak pengungsi yang meminta dipulangkan ke Wamena.

Baca Juga :  Konversi Sertifikat Kursus Jadi SKS

Sekolah Normal

Ada banyak alasan yang sebelumnya membuat pengungsi-pengungsi tersebut meninggalkan Wamena. Selain karena trauma pasca kerusuhan Senin (23/10), informasi hoaks terkait libur sekolah juga ikut memengaruhi. ”Ada isu yang beredar bahwa sekolah akan mulai di Januari 2020. Itu isu yang tidak benar,” tegasnya.

Sesuai rencana dan kesepakatan, sekolah akan kembali buka Senin (7/10) mengingat situasi dan kondisi di Wamena sudah mulai membaik. Meski begitu, masyarakat meminta pemerintah dan aparat keamanan tetap siaga.

Terpisah, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menuturkan, dirinya akan meninjau situasi di Papua bersama sejumlah pejabat dari Jakarta. Di antaranya Menteri Kordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, serta perwakilan BUMN.

”Akan langsung ke lapangan besok, ke Wamena,” ujarnya di sela-sela perayaan HUT ke-74 TNI di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, kemarin. Hadi menambahkan, kunjungan tersebut diharapkan bisa memberi kepercayaan kepada masyarakat bahwa situasi keamanan di Wamena terus dijaga sehingga masyarakat bisa kembali menjalankan rutinitas secara normal.

Selain itu, pejabat kementerian atau BUMN lainnya yang berkunjung juga akan mempercepat proses pemulihan. Misalnya, PUPR akan melihat perbaikan fasilitas bangunan, BUMN meninjau perbaikan jaringan listrik, dan mensos memantau pengungsian. Berdasarkan data yang dikantonginya, situasi terkini sudah stabil. Bahkan, penduduk asli Papua menyampaikan keinginan agar para pendatang kembali.

Kemudian, lanjut Hadi, masyarakat juga berharap kegiatan pendidikan bisa kembali normal seperti biasa. ”Kami peroleh informasi mulai Senin minggu depan pendidikan normal,” imbuhnya. Disinggung soal kapan situasi ditargetkan bisa sepenuhnya normal, Hadi belum bisa memastikan. ”Kita ke lapangan dulu, baru bikin target waktu,” tutur mantan Kepala Staf Angkatan Udara itu.

Baca Juga :  Mapolsek Dibakar, Lapas Dibobol

Listrik Pulih

PLN terus berupaya memulihkan jaringan kelistrikan di Wamena pasca kerusuhan. Namun, saat ini beban puncak di wilayah tersebut masih di bawah rata-rata sebelum adanya kerusuhan. General Manager PLN UIWP2B, J. A. Ari Dartomo mengatakan pemulihan terkendala karena masih ada beberapa lokasi yang belum kondusif untuk dilakukan pekerjaan.

“Sementara kami terus berkoordinasi dengan pihak keamanan dalam hal ini TNI dan Polri,” katanya kemarin. Per akhir pekan, PLN telah memulihkan jaringan sepanjang 142 kms dari 180 kms atau 78 persen. PLN juga berhasil menormalkan 114 gardu dari 142 gardu 80 persen yang sebelumnya terganggu. Dengan demikian, masih ada sekitar 28 gardu listrik padam dan belum bisa beroperasi.

Material yang mengalami kerusakan dan persediaannya minim di lokasi pun didatangkan penggantinya dari Jayapura. Begitu juga dengan peralatan penunjang pemulihan. Pemulihan akan difokuskan pada penyisiran daerah-daerah yang belum teraliri listrik pasca aksi massa. Berangsur pulihnya jaringan listrik di Wamena membuat beban puncak pun meningkat menjadi 4,15 MW dengan daya mampu pembangkit sebesar 6,5 MW.

Jumlah tersebut masih di bawah rata-rata beban puncak Wamena dalam kondisi normal sebelum kerusuhan terjadi yakni sekitar 6 MW. Saat ini lebih dari 17.500 pelanggan telah kembali mendapat pasokan listrik. PLN akan terus berupaya memulihkan sistem kelistrikan di Wamena secepat mungkin.

PLN juga menyalurkan bantuan dengan total Rp 160 juta berupa bahan makanan dan pakaian kepada masyarakat korban kerusuhan Wamena di Posko Pengungsian Kodim 1702 Jayawijaya dan Posko Tongkonan Jayapura.
“Selain kami fokus memulihkan kelistrikan di Wamena, kami rasa PLN juga perlu membantu masyarakat yang terdampak atas aksi massa itu. Semoga bantuan ini dapat bermanfaat bagi mereka”, ujar Ari. (far/syn/vir)

Panglima TNI dan Kapolri Agendakan Peninjauan

WAMENA – Antrean pengungsi di Bandara Wamena, Jayawijaya, Papua sudah tidak seperti beberapa hari lalu. Jumlahnya telah jauh berkurang. Kemarin sore (5/10) kurang dari seratus orang mendaftar untuk terbang ke Jayapura menggunakan pesawat Hercules TNI AU. Sedangkan jumlah pengungsi yang terangkut dari Wamena ke Jayapura totalnya sudah mencapai 16.500 jiwa.

Sebagian telah melanjutkan perjalanan ke daerah asal dan sebagian lain masih tinggal di empat lokasi pengungsian. Komandan Lanud Silas Papare, Marsekal Pertama TNI Tri Bowo Budi Santoso menyampaikan mulai hari ini hanya ada dua Hercules yang siaga di Jayapura.

”Kalau ada seratus orang pengungsi, kami terbang. Kalau nggak ada, kami tunggu,” katanya. Tri menuturkan, secara keseluruhan jumlah pengungsi yang diangkut oleh Hercules kemarin sebanyak 855 orang dengan enam sortie.

Dia pun menyampaikan, dari total 16.500 orang yang eksodus dari Wamena ke Jayapura, tidak semuanya naik Hercules. Sebagian bertolak menggunakan pesawat Wings Air dan ada pula yang naik Trigana Air. Meski sudah tidak banyak pengungsi yang antre di Bandara Wamena, dia memastikan pendaftaran tetap dibuka.

Apabila ada yang mendaftar, Detasemen TNI Wamena pasti mencatat. Mereka akan menerbangkan pengungsi jika jumlah pendaftar memenuhi kuota satu sortie penerbangan. Tri membantah informasi yang menyatakan bahwa pihaknya akan menarik uang kepada pengungsi untuk terbang naik Hercules besok (7/10). ”Nggak ada itu,” tegasnya.

Bupati Jayawijaya, Jhon Richard Banua tidak menampik banyaknya pengungsi yang meninggalkan Wamena. Selain ke Jayapura, ada juga pengungsi yang memilih Timika, Biak, dan Manokwari. Namun, orang nomor satu di Jayawijaya itu menyebutkan, sebagian pengungsi ada yang sudah meminta kembali lagi ke Wamena.

”Pengungsi yang di Jayapura juga sudah minta kembali ke Wamena. Mungkin melihat situasi yang sudah kondusif di Wamena,” ujar dia. Sayangnya, Jhon belum mendapat data pasti berapa banyak pengungsi yang meminta dipulangkan ke Wamena.

Baca Juga :  Jokowi Diminta Ngantor di Papua

Sekolah Normal

Ada banyak alasan yang sebelumnya membuat pengungsi-pengungsi tersebut meninggalkan Wamena. Selain karena trauma pasca kerusuhan Senin (23/10), informasi hoaks terkait libur sekolah juga ikut memengaruhi. ”Ada isu yang beredar bahwa sekolah akan mulai di Januari 2020. Itu isu yang tidak benar,” tegasnya.

Sesuai rencana dan kesepakatan, sekolah akan kembali buka Senin (7/10) mengingat situasi dan kondisi di Wamena sudah mulai membaik. Meski begitu, masyarakat meminta pemerintah dan aparat keamanan tetap siaga.

Terpisah, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menuturkan, dirinya akan meninjau situasi di Papua bersama sejumlah pejabat dari Jakarta. Di antaranya Menteri Kordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, serta perwakilan BUMN.

”Akan langsung ke lapangan besok, ke Wamena,” ujarnya di sela-sela perayaan HUT ke-74 TNI di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, kemarin. Hadi menambahkan, kunjungan tersebut diharapkan bisa memberi kepercayaan kepada masyarakat bahwa situasi keamanan di Wamena terus dijaga sehingga masyarakat bisa kembali menjalankan rutinitas secara normal.

Selain itu, pejabat kementerian atau BUMN lainnya yang berkunjung juga akan mempercepat proses pemulihan. Misalnya, PUPR akan melihat perbaikan fasilitas bangunan, BUMN meninjau perbaikan jaringan listrik, dan mensos memantau pengungsian. Berdasarkan data yang dikantonginya, situasi terkini sudah stabil. Bahkan, penduduk asli Papua menyampaikan keinginan agar para pendatang kembali.

Kemudian, lanjut Hadi, masyarakat juga berharap kegiatan pendidikan bisa kembali normal seperti biasa. ”Kami peroleh informasi mulai Senin minggu depan pendidikan normal,” imbuhnya. Disinggung soal kapan situasi ditargetkan bisa sepenuhnya normal, Hadi belum bisa memastikan. ”Kita ke lapangan dulu, baru bikin target waktu,” tutur mantan Kepala Staf Angkatan Udara itu.

Baca Juga :  Kata Guru Honorer Itu, Kalau Semua Pergi, Siapa yang Ajari Anak-Anak

Listrik Pulih

PLN terus berupaya memulihkan jaringan kelistrikan di Wamena pasca kerusuhan. Namun, saat ini beban puncak di wilayah tersebut masih di bawah rata-rata sebelum adanya kerusuhan. General Manager PLN UIWP2B, J. A. Ari Dartomo mengatakan pemulihan terkendala karena masih ada beberapa lokasi yang belum kondusif untuk dilakukan pekerjaan.

“Sementara kami terus berkoordinasi dengan pihak keamanan dalam hal ini TNI dan Polri,” katanya kemarin. Per akhir pekan, PLN telah memulihkan jaringan sepanjang 142 kms dari 180 kms atau 78 persen. PLN juga berhasil menormalkan 114 gardu dari 142 gardu 80 persen yang sebelumnya terganggu. Dengan demikian, masih ada sekitar 28 gardu listrik padam dan belum bisa beroperasi.

Material yang mengalami kerusakan dan persediaannya minim di lokasi pun didatangkan penggantinya dari Jayapura. Begitu juga dengan peralatan penunjang pemulihan. Pemulihan akan difokuskan pada penyisiran daerah-daerah yang belum teraliri listrik pasca aksi massa. Berangsur pulihnya jaringan listrik di Wamena membuat beban puncak pun meningkat menjadi 4,15 MW dengan daya mampu pembangkit sebesar 6,5 MW.

Jumlah tersebut masih di bawah rata-rata beban puncak Wamena dalam kondisi normal sebelum kerusuhan terjadi yakni sekitar 6 MW. Saat ini lebih dari 17.500 pelanggan telah kembali mendapat pasokan listrik. PLN akan terus berupaya memulihkan sistem kelistrikan di Wamena secepat mungkin.

PLN juga menyalurkan bantuan dengan total Rp 160 juta berupa bahan makanan dan pakaian kepada masyarakat korban kerusuhan Wamena di Posko Pengungsian Kodim 1702 Jayawijaya dan Posko Tongkonan Jayapura.
“Selain kami fokus memulihkan kelistrikan di Wamena, kami rasa PLN juga perlu membantu masyarakat yang terdampak atas aksi massa itu. Semoga bantuan ini dapat bermanfaat bagi mereka”, ujar Ari. (far/syn/vir)

Most Read

Artikel Terbaru