JAKARTA- Banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat dampak pandemi Covid-19 yang menghantam sektor riil ekonomi Indonesia mengakibatkan hilangnya sumber pendapatan masyarakat.
Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menambahkan, hal itu membuat jumlah pengangguran bertambah dan rumah tangga miskin meningkat.
Untuk itu, salah satu tantangan terberat di 2021 adalah upaya pengendalian penduduk akibat bertambahnya jumlah rumah tangga miskin.
Hal itu disampaikan Kepala Pusat Penelitian Kependudukan LIPI Herry Yogaswara dalam seminar virtual “Indonesian Demographic Outlook 2021: Pengaruh Pandemi Covid-19 terhadap Sasaran RPJMN Bidang Kependudukan”, Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan target dan sasaran pencapaian Bidang Kependudukan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 akan dipengaruhi oleh kejadian pandemi Covid-19.
Berdasarkan kajian itu, masyarakat yang tergolong ‘near poor’ akan jatuh miskin.
Herry menuturkan pandemi Covid-19 memberikan berbagai dampak antara lain meningkatnya beban pengangguran, PHK tenaga kerja muda meningkat, rumah tangga miskin bertambah, dan meningkatnya tenaga kerja di sektor informal.​​​​​​​
Dampak ikutannya adalah terhadap kualitas kesehatan masyarakat, termasuk terkait upaya menekan kasus kematian ibu dan bayi, prelevansi stunting pada balita, hingga pencegahan penyebaran penyakit menular.
Kondisi tersebut berlawanan dengan target capaian Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJPMN) 2020-2024 Bidang Kependudukan yang didasarkan skenario kehidupan yang normal tanpa situasi bencana pandemi.
Sehingga dibutukan upaya penurunan target pengangguran terbuka karena banyak yang kehilangan pekerjaan, dan pemulihan ekonomi tampaknya berjalan cukup panjang.
Selain itu, berbagai rencana kebijakan, program dan target untuk jangka pendek, menengah, dan panjang perlu mengakomodasi dampak yang ditimbulkan dari situasi akibat pandemi Covid-19. (ant)