29 C
Pontianak
Saturday, March 25, 2023

Kado di Pengujung Tahun, Daud Yordan Tumbangkan Mokoena

KOTA BATU –  Petinju Indonesia asal Kalbar Daud Yordan menumbangkan lawannya petinju Afrika Selatan, Michael Mokoena dengan technical knockout (TKO) di ronde 8. Wasit menghentikan pertandingan lantaran petinju asal Afrika itu menyerah karena mengalami cedera di bahu kanan.

”Memang sebelumnya terjadi benturan hebat antara saya dan Mokoena. Tapi, itu ada dua sebab, bisa jadi karena salah penempatan pukulan dan benturan,” terang Daud saat jumpa pers di Hotel Senyum World kemarin.

Daud Yordan yang turun di kelas 63 kg memperebutkan gelar juara International Boxing Association (IBA). Sejak ronde pertama hingga kelima, Michael Mokoena sudah tampil mendominasi. Namun, Daud yang memiliki gaya bermain bertahan, mampu meredam pukulan-pukulan Mokoena. Barulah memasuki ronde keenam, agresivitas keduanya terlihat.

Jual beli pukulan tersaji di ronde keenam. Berkali-kali pukulan jap menderas di pelipis kanan Daud. Namun, setelah di ronde ketujuh, Daud bangkit dan kembali menyerang Mokoena. Petinju yang kali kedua menjadi juara dunia versi IBO di tahun 2012 dan 2013 tersebut akhirnya menyudahi perlawanan Mokoena.

Atas kemenangannya kali ini, petinju yang masuk top 50 Boxer Dunia divisi Ringan Super itu menjadi satu-satunya petinju Indonesia yang menyabet tiga gelar berbeda. Yakni,  kelas bulu, ringan, dan ringan super versi IBA dan WBO.

”Saya masih ingin tetap fokus di kelas 63 kilogram. Karena kelas ini masih cukup besar peluangnya. Tidak mau tergesa-gesa mengejar gelar,” bebernya.

Sekitar 800 penonton antusias mengikuti dua laga terakhir dari total enam kelas pertandingan yang digelar di area parkir Jawa Timur Park (JTP) 3 kemarin (17/11).

“Ini sebuah kado di pengujung tahun, dan yang jelas saya  ucapkan terima kasih pada Mahkota Promotions dan pendukung yang lain, seluruh pihak yang secara langsung maupun tidak langsung turut mendukung. Terima kasih dukungan Pemkot dan Wali Kota Batu, Ibu Dewanti Rumpoko, masyarakat Kota Batu, Malang, dan seluruh masyarakat Indonesia yang menonton baik langsung maupun di televisi,” ujar petinju kelahiran Sukadana-Ketapang, Kalimantan Barat, 10 Juni 1987 itu.

Baca Juga :  Comeback Robben Ditunda Tahun Depan

Ini menjadi gelar juara dunia dalam kelas berbeda bagi Daud Yordan, setelah sebelumnya pernah menyandang sabuk juara dunia Kelas Ringan (lightweight 61,2 kg)  versi IBO (International Boxing Organization) 06 Juli 2013-06 Juli 2014. Kemudian juara dunia Kelas Bulu (Featherweight) 57,1 kg juga versi IBO 05 Mei 2012-14 April 2013.

Sejumlah tokoh tinju nasional juga hadir dalam gelaran yang dipromotori  Mahkota Promotions di depan 800 penonton tersebut. Di antaranya Ketua Komisi Tinju Profesional Indonesia (KTPI), Ruhut Sitompul, Raja Sapta Oktohari Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan owner Mahkota Boxing, dan Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko. Termasuk Yohannes Christian ‘Chris’ John mantan juara dunia kelas Bulu Super Champions WBA (2003-2013), Martin Rantan, Bupati Ketapang dan Kapolres Ketapang AKBP Yury Nurhidayat yang hadir untuk mendukung secara langsung Daud Yordan .

Sementara itu di pertandingan lain, Ongen Saknosiwi yang turun di kelas 57 kg Word Boxing Organization (WBO) menyuguhkan pertandingan sengit dan membutuhkan 12 ronde untuk mengalahkan lawan asal Filipina Marco Demencillo.

Usai memenangi laga 12 ronde, Ongen mengakui sempat kewalahan menghadap Marco. Bahkan, dia menyebutnya sebagai lawan terberatnya selama berlaga sejauh ini. Biasanya Ongen selalu disiplin menumbangkan lawannya tak melebihi ronde tujuh.

Baca Juga :  95 Persen Scudetto

”Kali ini cukup berat. Biasanya saya hanya butuh lima ronde untuk menumbangkan lawan. Lawan saya kali ini sangat kuat,” tegasnya.

Petinju yang juga mantan anggota TNI-AU tersebut memang terlihat kerepotan di ronde-ronde awal. Beberapa pukulan telak yang mendarat di kepala sempat membuatnya hingga kali kedua terjatuh, tapi berhasil bangkit dan memberikan penampilan terbaiknya. Bahkan, tercatat sepuluh pukulan yang dilayangkan di ronde keenam mengenai pelipis lawan. Sorak sorai penonton menggema ”Indonesia” semakin menambah beringas atlet asal Pulau Buru, Provinsi Maluku, tersebut.

Hasilnya, lima ronde berikutnya mampu dia kuasai dan membuat sang lawan tunduk dengan keputusan hakim A. Jufri Sin Pinto 116. 112, Hakim B. Emil Numiria118.  110. Atas kemenangannya itu, Ongen dinilai satu-satunya petinju yang cepat meniti karir. Salah satunya dia menjuarai kelas bulu di ajang WBC Asian Boxing Council Continental. ”Kalau dianggap cepat dalam mengejar juara, itu hanya bonus saja. Yang ada di pikiran saya hanya bagaimana caranya bertanding dan menang,” tandasnya.

Sementara itu, promotor Mahkota Promotions Urgyen Rinchen Sim menambahkan, kejuaraan kelas dunia kali ini memang berlangsung sengit. Persiapannya pun tidak main-main, Daud yang sejak awal datang ke Kota Batu pun membuktikan taringnya di negeri sendiri. ”Ini sebagai bukti eksistensi di negeri sendiri,” kata dia.

Saat disinggung terkait manajemen pertandingan ke kelas yang lebih berat, Sim menegaskan, masih ingin mempertahankan Daud untuk tetap di kelas 63 kg. ”Karena organisasi tinju itu bisnis arahnya. Tidak boleh sembarangan. Daud masih butuh eksistensi di kelasnya saat ini,” pungkasnya. (mh/c2/nay)

KOTA BATU –  Petinju Indonesia asal Kalbar Daud Yordan menumbangkan lawannya petinju Afrika Selatan, Michael Mokoena dengan technical knockout (TKO) di ronde 8. Wasit menghentikan pertandingan lantaran petinju asal Afrika itu menyerah karena mengalami cedera di bahu kanan.

”Memang sebelumnya terjadi benturan hebat antara saya dan Mokoena. Tapi, itu ada dua sebab, bisa jadi karena salah penempatan pukulan dan benturan,” terang Daud saat jumpa pers di Hotel Senyum World kemarin.

Daud Yordan yang turun di kelas 63 kg memperebutkan gelar juara International Boxing Association (IBA). Sejak ronde pertama hingga kelima, Michael Mokoena sudah tampil mendominasi. Namun, Daud yang memiliki gaya bermain bertahan, mampu meredam pukulan-pukulan Mokoena. Barulah memasuki ronde keenam, agresivitas keduanya terlihat.

Jual beli pukulan tersaji di ronde keenam. Berkali-kali pukulan jap menderas di pelipis kanan Daud. Namun, setelah di ronde ketujuh, Daud bangkit dan kembali menyerang Mokoena. Petinju yang kali kedua menjadi juara dunia versi IBO di tahun 2012 dan 2013 tersebut akhirnya menyudahi perlawanan Mokoena.

Atas kemenangannya kali ini, petinju yang masuk top 50 Boxer Dunia divisi Ringan Super itu menjadi satu-satunya petinju Indonesia yang menyabet tiga gelar berbeda. Yakni,  kelas bulu, ringan, dan ringan super versi IBA dan WBO.

”Saya masih ingin tetap fokus di kelas 63 kilogram. Karena kelas ini masih cukup besar peluangnya. Tidak mau tergesa-gesa mengejar gelar,” bebernya.

Sekitar 800 penonton antusias mengikuti dua laga terakhir dari total enam kelas pertandingan yang digelar di area parkir Jawa Timur Park (JTP) 3 kemarin (17/11).

“Ini sebuah kado di pengujung tahun, dan yang jelas saya  ucapkan terima kasih pada Mahkota Promotions dan pendukung yang lain, seluruh pihak yang secara langsung maupun tidak langsung turut mendukung. Terima kasih dukungan Pemkot dan Wali Kota Batu, Ibu Dewanti Rumpoko, masyarakat Kota Batu, Malang, dan seluruh masyarakat Indonesia yang menonton baik langsung maupun di televisi,” ujar petinju kelahiran Sukadana-Ketapang, Kalimantan Barat, 10 Juni 1987 itu.

Baca Juga :  Chico Memburu Sejarah Sebagai Jawara Ketujuh Indonesia Masters

Ini menjadi gelar juara dunia dalam kelas berbeda bagi Daud Yordan, setelah sebelumnya pernah menyandang sabuk juara dunia Kelas Ringan (lightweight 61,2 kg)  versi IBO (International Boxing Organization) 06 Juli 2013-06 Juli 2014. Kemudian juara dunia Kelas Bulu (Featherweight) 57,1 kg juga versi IBO 05 Mei 2012-14 April 2013.

Sejumlah tokoh tinju nasional juga hadir dalam gelaran yang dipromotori  Mahkota Promotions di depan 800 penonton tersebut. Di antaranya Ketua Komisi Tinju Profesional Indonesia (KTPI), Ruhut Sitompul, Raja Sapta Oktohari Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan owner Mahkota Boxing, dan Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko. Termasuk Yohannes Christian ‘Chris’ John mantan juara dunia kelas Bulu Super Champions WBA (2003-2013), Martin Rantan, Bupati Ketapang dan Kapolres Ketapang AKBP Yury Nurhidayat yang hadir untuk mendukung secara langsung Daud Yordan .

Sementara itu di pertandingan lain, Ongen Saknosiwi yang turun di kelas 57 kg Word Boxing Organization (WBO) menyuguhkan pertandingan sengit dan membutuhkan 12 ronde untuk mengalahkan lawan asal Filipina Marco Demencillo.

Usai memenangi laga 12 ronde, Ongen mengakui sempat kewalahan menghadap Marco. Bahkan, dia menyebutnya sebagai lawan terberatnya selama berlaga sejauh ini. Biasanya Ongen selalu disiplin menumbangkan lawannya tak melebihi ronde tujuh.

Baca Juga :  Comeback Robben Ditunda Tahun Depan

”Kali ini cukup berat. Biasanya saya hanya butuh lima ronde untuk menumbangkan lawan. Lawan saya kali ini sangat kuat,” tegasnya.

Petinju yang juga mantan anggota TNI-AU tersebut memang terlihat kerepotan di ronde-ronde awal. Beberapa pukulan telak yang mendarat di kepala sempat membuatnya hingga kali kedua terjatuh, tapi berhasil bangkit dan memberikan penampilan terbaiknya. Bahkan, tercatat sepuluh pukulan yang dilayangkan di ronde keenam mengenai pelipis lawan. Sorak sorai penonton menggema ”Indonesia” semakin menambah beringas atlet asal Pulau Buru, Provinsi Maluku, tersebut.

Hasilnya, lima ronde berikutnya mampu dia kuasai dan membuat sang lawan tunduk dengan keputusan hakim A. Jufri Sin Pinto 116. 112, Hakim B. Emil Numiria118.  110. Atas kemenangannya itu, Ongen dinilai satu-satunya petinju yang cepat meniti karir. Salah satunya dia menjuarai kelas bulu di ajang WBC Asian Boxing Council Continental. ”Kalau dianggap cepat dalam mengejar juara, itu hanya bonus saja. Yang ada di pikiran saya hanya bagaimana caranya bertanding dan menang,” tandasnya.

Sementara itu, promotor Mahkota Promotions Urgyen Rinchen Sim menambahkan, kejuaraan kelas dunia kali ini memang berlangsung sengit. Persiapannya pun tidak main-main, Daud yang sejak awal datang ke Kota Batu pun membuktikan taringnya di negeri sendiri. ”Ini sebagai bukti eksistensi di negeri sendiri,” kata dia.

Saat disinggung terkait manajemen pertandingan ke kelas yang lebih berat, Sim menegaskan, masih ingin mempertahankan Daud untuk tetap di kelas 63 kg. ”Karena organisasi tinju itu bisnis arahnya. Tidak boleh sembarangan. Daud masih butuh eksistensi di kelasnya saat ini,” pungkasnya. (mh/c2/nay)

Most Read

Artikel Terbaru