NYON,– Pelatih Belanda Ronald Koeman kepada NU mengatakan timnya mengejar status juara grup C. Bukan sekedar lolos sebagai runner-up di bawah Jerman. Koeman menilai lolos sebagai juara akan mempermudah Oranye dalam proses pengundian fase grup Euro 2020 di Bukares Rumania pada 30 November mendatang.
Benarkah ? Bisa dibilang benar bisa juga dibilang tidak. Euro 2020 ini berbeda dari Euro 2016 jika bicara jalur kelolosan. Misalnya soal regulasi tuan rumah yang tak lolos otomatif. Kemudian jalur playoff yang alurnya lebih panjang dari edisi sebelumnya.
Nah, berdasarkan regulasi Euro 2020 ini diantara 24 tim yang lolos dari kualifikasi plus playoff akan dibagi dalam empat kategori unggulan. Unggulan satu akan diisi oleh enam tim yang finis sebagai juara grup.
Padahal kalau melihat jumlah grup di ajang kualifikasi ini ada sepuluh grup. Artinya empat juara grup yang rangkingnya kalah dibanding enam lainnya harus puas dengan status kategori unggulan kedua.
Maka sebagai juara grup di fase kualifikasi tak memberikan keuntungan secara mutlak seperti yang dikatakan Koeman. Yang ada malah sesama juara grup di ajang kualifikasi bisa saling bunuh di fase grup Euro 2020 ini.
Dari hasil penempatan label unggulan kemarin, baru Inggris, Belgia, dan Italia yang memastikan berada di daftar unggulan teratas. Tiga nama tim lain masih bisa berubah.
UEFA menentukan ada sembilan parameter untuk mengukur berada dimanakah tim tersebut dalam proses pengundian. Dimulai posisi finis fase grup, poin, selisih gol, gol yang dicetak, jumlah gol tandang, total kemenangan tandang, kalkulasi total jumlah kartu kuning juga kartu merah, serta rangking di UEFA Nations League.
Dari pengumpulan poin juara grup, Inggris, Italia, dan Belgia meraup 21 poin. Akan tetapi Italia dan Belgia masih mungkin menambah poin karena pada matchday pamungkas bukan tim posisi terbawah yang dihadapi.
BBC menulis beberapa lawan yang masuk kategori empuk untuk Inggris jika seandainya segrup dengan status juara grup adalah Polandia (juara grup G/poin 16 saat ini dan maksimal 19 dari delapan laga).
“Tapi Inggris juga bisa apes karena segrup dengan finalis Piala Dunia 2018 (Prancis dan Kroasia, keduanya juara grup H dan E, red.). Atau Portugal (juara bertahan Euro 2016 dan lolos sebagai runner-up grup B,” tulis BBC.
Skenario buruk lain menurut BBC yakni masuknya runner-up grup di pot ketiga yang bisa satu grup dengan Inggris. Sebut saja Austria (runner-up grup G), Turki (runner-up grup H), dan Rep Ceko (runner-up grup A). Rep Ceko punya kans bertemu Inggris lagi di babak grup karena dalam regulasi UEFA tak ada larangan dua tim yang bertemu di kualifikasi tak bisa bertemu lagi di babak grup.
“Kami punya kemampuan mengalahkan semua (tim) jika dalam kondisi terbaik. Saya tak terlalu khawatir tentang nama-nama yang akan kami hadapi selanjutnya malah lawanlah yang seharusnya kuatir bertemu kami,” sumbar gelandang Inggris Alex Oxlade-Chamberlain kepada Daily Mail kemarin (18/11).
Di sisi lain, Rusia yang menjadi runner-up grup I juga menjadi satu dari 12 kota penyelenggara Euro dipastikan tak akan segrup dengan Ukraina. Gesekan politik dan tensi antarsuporter membuat UEFA melarang Rusia bertemu dengan Ukraina di babak grup.
Rusia akan menjadi sasaran empuk juara grup yang statusnya bukan host Euro 2020. Misalnya saja Belgia. (dra)