TOKYO, -Pencarian jadwal baru untuk Olimpiade Tokyo 2020 yang tertunda terus dikebut. Terbaru, kemarin media-media lokal Jepang mengabarkan bahwa Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan Panitia Olimpiade Jepang sudah mencapai tahap final dalam penentuan tanggal baru ajang olahraga empat tahunan tersebut. Kemungkinan terbesar akan tetap jatuh pada Juli.
Mengutip sumber yang enggan disebutkan namanya, NHK menyebut Olimpiade bakal menggelar opening ceremony pada 23 Juli. Sementara closing ceremony akan berlangsung pada 8 Agustus.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada Selasa (24/3) sudah mengumumkan bahwa Olimpiade Tokyo 2020 yang sedianya berlangsung pada 24 Juli sampai 9 Agustus tahun ini harus ditunda. Itu karena sebagian besar negara saat ini sedang berjibaku melawan pandemi covid-19. Keputusan itu diambil setelah Abe menggelar teleconference meeting dengan para petinggi IOC termasuk presiden organisasi tersebut yakni Thomas Bach.
Penundaan ini cukup menjadi pukulan telak untuk Jepang yang sudah menghabiskan dana USD 12 Miliar (Rp 193 Triliun) dalam mempersiapkan hajatan akbar ini. Meski demikian, krisis kesehatan yang saat ini tengan merebak di sebagian besar negara membuat pihak-pihak sponsor sudah mengantisipasi sejak awal tentang keputusan penundaan ini.
Menteri Ekonomi Jepang, Yasutoshi Nishimura menyebut bahwa pemerintah Jepang saat ini tengah menyusun langkah-langkah stimulus ekonomi untuk mengatur kembali pendanaan Olimpiade. Penundaan ini mereka prediksi akan membuat anggaran olimpiade membengkak sampai puluhan miliar dollar AS. “Kami akan menghitung ulang dan mempertimbangkan segala kemungkinan,” ucap Nishimura dilansir Reuters.
Presiden Panitia Olimpiade Yoshiro Mori juga mengamini bahwa jadwal baru olimpiade tidak akan jauh berbeda dengan jadwal semula. Meski, mantan perdana menteri Jepang itu juga belum mau menyebut tanggal pastinya.
“Tidak ada perubahan mayor. Artinya masih akan tetap berlangsung pada musim panas. Waktunya kemungkinan besar di antara Juni dan September,” ucap Mori dilansir Kyodo News Agency. (irr)
TOKYO, -Pencarian jadwal baru untuk Olimpiade Tokyo 2020 yang tertunda terus dikebut. Terbaru, kemarin media-media lokal Jepang mengabarkan bahwa Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan Panitia Olimpiade Jepang sudah mencapai tahap final dalam penentuan tanggal baru ajang olahraga empat tahunan tersebut. Kemungkinan terbesar akan tetap jatuh pada Juli.
Mengutip sumber yang enggan disebutkan namanya, NHK menyebut Olimpiade bakal menggelar opening ceremony pada 23 Juli. Sementara closing ceremony akan berlangsung pada 8 Agustus.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada Selasa (24/3) sudah mengumumkan bahwa Olimpiade Tokyo 2020 yang sedianya berlangsung pada 24 Juli sampai 9 Agustus tahun ini harus ditunda. Itu karena sebagian besar negara saat ini sedang berjibaku melawan pandemi covid-19. Keputusan itu diambil setelah Abe menggelar teleconference meeting dengan para petinggi IOC termasuk presiden organisasi tersebut yakni Thomas Bach.
Penundaan ini cukup menjadi pukulan telak untuk Jepang yang sudah menghabiskan dana USD 12 Miliar (Rp 193 Triliun) dalam mempersiapkan hajatan akbar ini. Meski demikian, krisis kesehatan yang saat ini tengan merebak di sebagian besar negara membuat pihak-pihak sponsor sudah mengantisipasi sejak awal tentang keputusan penundaan ini.
Menteri Ekonomi Jepang, Yasutoshi Nishimura menyebut bahwa pemerintah Jepang saat ini tengah menyusun langkah-langkah stimulus ekonomi untuk mengatur kembali pendanaan Olimpiade. Penundaan ini mereka prediksi akan membuat anggaran olimpiade membengkak sampai puluhan miliar dollar AS. “Kami akan menghitung ulang dan mempertimbangkan segala kemungkinan,” ucap Nishimura dilansir Reuters.
Presiden Panitia Olimpiade Yoshiro Mori juga mengamini bahwa jadwal baru olimpiade tidak akan jauh berbeda dengan jadwal semula. Meski, mantan perdana menteri Jepang itu juga belum mau menyebut tanggal pastinya.
“Tidak ada perubahan mayor. Artinya masih akan tetap berlangsung pada musim panas. Waktunya kemungkinan besar di antara Juni dan September,” ucap Mori dilansir Kyodo News Agency. (irr)
