Munculnya Beragam Kasus Kriminal di Kubu Raya-Pontianak
PONTIANAK – Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya, belakangan dihebohkan munculnya aneka kasus-kasus berbau kriminal di berbagai wilayah. Korbannya ada yang sampai harus meregang nyawa hingga pelaku berhasil diciduk aparat dan masyarakat. Masih terjaminkah keamanan masyarakat ketika berseliweran melakukan aktivitasnya sepanjang waktu?
Terhadap hal tersebut, Suib, anggota DPRD Kalbar dari dapil Kubu Raya-Mempawah memiliki pandangan tersendiri. “Sekarang, masyarakat butuh kehadiran sosok yang dapat menenangkan situasi dan kondisi kamtibmas. Sosok tersebut adalah aparat keamanan bersama masyarakat. Bahu membahu membangun keamanan dan keselamatan lingkungan,” ucap politisi Hanura Kalbar ini, Senin(6/3).
Menurutnya sekarang isu-isu dan kejadian bersifat kriminil, eksposenya sudah sangat gampang. Terlepas hal tersebut sebagai sebuah kejadian kriminal, tetapi media sosial (medsos) semacam facebook, instagram, twitter, whatsapp, telegram, dan lain sebagainya sudah menjadi tempat pelampiasan ekspose oknum masyarakat. Terlepas inti persoalan seperti apa, namun medsos sudah menjadi sangat bebas hari ini.
“Ketika ada informasi kejadian kriminal seperti begal, jambret, pencurian, perampokan, penculikan sampai pembunuhan. Liat saja medsos menjadi sangat mainstream. Tanpa hambatan mengekpose kejadian. Harusnya ini dilakukan terlebih dahulu ke media yang sudah terverifikasi, terutama di dewan pers,” ucapnya.
Medsos semacam instagram dan facebook hari ini, menjadi kekuatan mengetahui kejadian paling cepat. Kejadian kriminal hingga prahara, sering terekpose dalam waktu cepat. Bahkan seolah-olah berada di banyak TKP (tempat kejadian perkara), penyebar beritanya selalu berada di lokasi dengan foto dan video cepat dan singkat.
Padahal dalam tanda kutip juga, sambung dia, inti masalahnya belum dijelaskan aparat secara menyeluruh. “Harusnya kekuatan medsos seperti begini, disaring dahulu. Biarkan, kita punya aparat yang mengekpose inti masalahnya apa. Sehingga masyarakat atau pembaca dapat menarik kesimpulan dan paham, bukannya menebak-nebak dari medsos yang mainstream,” ujar dia.
Ia menambahkan terlepas drama ekspose di media sosial yang begitu cepat dan mainstream, dibutuhkan pembatas atau penyaring. Jangan sampai isu begal, mencuri, menculik, sampai pembunuhan karena medsos yang sangat bebas, hari ini justru salah memberikan inti informasinya.
Makanya, diperlukan dan bersama-sama memberikan pendidikan informasi yang baik. Sebab, belum tentu yang dipos di medsos, sesuai kejadian hingga berantai diterima seluruh masyarakat secara salah. “Medsos harusnya disebarkan tetapi meminimalisir informasi yang salah,” ucapnya.
Suib menambahkan informasi diterima dan disampaikan harus seimbang dalam memvalidasi informasi. Tentu dengan hadirnya aparat penegak hukum dan keamanan di lingkungan warga sangat penting menjelaskan peristiwa. Ini supaya informasi berseliweran dengan bebas, justru membuat masyarakat tetap tenang, dengan segala aktivitasnya.
Di sisi lain, dia juga meminta keamanan, ketertiban dan kenyaman lingkungan bersama dijalin bersama tokoh masyarakat, antar warga sampai ke aparatur penegak hukum. Lakukan koordinasi dan komunikasi, ketika ada kejadian tidak diinginkan. Bisa saja dimulai dari bagian terkecil warga, RT, RW, babinsa desa sampai ke aparat polsek setempat untuk saling kontrol ke bawah. “Ini supaya masyarakkat merasa keberadaan aparat penegak keamanan dan warga bisa saling hadir dan mengisi,” ucapnya.
Suib juga meminta ketika ada kejadian-kejadian berbau kriminal, sebaiknya warga tidak main hakim sendiri. Apapun peristiwa tersebut dan tengah terjadi segera lapor ke aparat penegak hukum atau lingkungan RT terdekat. “Kalau ada kejadian canggung, tidak baik dan mencurigaka kita punya tokoh desa, tokoh masyarakat, atau aparat terdekat. Segera lapor, jangan main hakim sendiri,” pungkasnya. (den)