30 C
Pontianak
Friday, June 9, 2023

Vaksinasi Lansia Baru 40 Persen, Perlu Dukungan Keluarga dan Orang Terdekat

KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) menyatakan, capaian vaksinasi Covid-19 bagi kelompok usia lanjut (lansia) terbilang masih rendah. Padahal, kelompok itu diprioritaskan karena paling rentan dan memiliki risiko terinfeksi virus korona lebih tinggi.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan, per 1 September 2021, dari total 21,5 juta target penerima vaksin kelompok lansia, baru 5,3 juta (24,6 persen) yang mendapatkan vaksin dosis pertama dan 3,7 juta (17,5 persen) yang sudah mendapatkan vaksin dosis kedua. Artinya, baru 40 persen lansia yang divaksin.

“Lambatnya capaian target vaksinasi kelompok lansia disebabkan oleh beberapa faktor terkait akses, dukungan, dan masih adanya vaccine hesitancy pada lansia,” ujar Nadia.

Banyak lansia yang tidak mau atau memilih untuk tidak divaksin karena sebagian besar tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang vaksin sehingga takut akan kemungkinan efek samping. Karena itu, meningkatkan sosialisasi vaksinasi kepada para lansia sangat penting.

Baca Juga :  Sokong Ekonomi di Tengah Pandemi, Azmi Ubah Barang Bekas Jadi Bernilai Seni

Selain itu, banyak lansia yang tidak memiliki akses untuk mendapatkan vaksin yang disebabkan ketidaktahuan tentang cara mendaftarkan diri, mendapatkan informasi, atau mendatangi lokasi vaksinasi.

Berbagai kendala yang dihadapi lansia itu dilatarbelakangi kenyataan bahwa mereka tidak memiliki support system yang dapat membimbing, membantu, dan mengantarkan mereka untuk mendapatkan vaksinasi.

Padahal, support system yang sangat penting itu justru harus dimulai dari anggota keluarga. Tidak hanya yang berada di sekitar dan bersedia membantu, tetapi juga yang memahami pentingnya memvaksin anggota keluarga yang lebih tua.

“Vaksinasi sangat penting untuk mengurangi risiko terpapar Covid-19, risiko perawatan, dan risiko kematian,” tegasnya.

Semasa pandemi, kematian pada lansia usia 60 tahun ke atas akibat Covid-19 mencapai 49,4 persen. Angka tersebut yang tertinggi di antara kelompok usia lainnya. Karena itu, vaksinasi untuk lansia harus digencarkan.

Baca Juga :  Aksi Kolaborasi HMI Gelar Vaksin Kedua Untuk Kader dan Masyarakat

“Pihak keluarga atau orang terdekat harus bisa memberikan pengertian dan pengetahuan yang tepat kepada lansia tentang pentingnya vaksinasi Covid-19,” tuturnya.

Hasil uji klinis vaksin Covid-19 Sinovac kepada 400 orang lansia di Tiongkok dan 600 orang lansia di Brasil menunjukkan bahwa vaksin Sinovac mampu menumbuhkan antibodi dan tidak memiliki efek samping negatif. Artinya, imunisasi Covid-19 menggunakan vaksin Sinovac terbukti aman diberikan kepada lansia di Indonesia.

Atas dasar bukti-bukti tersebut, pemerintah melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) secara resmi mengeluarkan izin penggunaan vaksin Sinovac untuk kelompok lansia pada 7 Februari 2021. Vaksinasi untuk lansia dimulai untuk lansia tenaga kesehatan dan dilanjutkan pada kelompok lansia non-nakes. (sya/jp)

KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) menyatakan, capaian vaksinasi Covid-19 bagi kelompok usia lanjut (lansia) terbilang masih rendah. Padahal, kelompok itu diprioritaskan karena paling rentan dan memiliki risiko terinfeksi virus korona lebih tinggi.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan, per 1 September 2021, dari total 21,5 juta target penerima vaksin kelompok lansia, baru 5,3 juta (24,6 persen) yang mendapatkan vaksin dosis pertama dan 3,7 juta (17,5 persen) yang sudah mendapatkan vaksin dosis kedua. Artinya, baru 40 persen lansia yang divaksin.

“Lambatnya capaian target vaksinasi kelompok lansia disebabkan oleh beberapa faktor terkait akses, dukungan, dan masih adanya vaccine hesitancy pada lansia,” ujar Nadia.

Banyak lansia yang tidak mau atau memilih untuk tidak divaksin karena sebagian besar tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang vaksin sehingga takut akan kemungkinan efek samping. Karena itu, meningkatkan sosialisasi vaksinasi kepada para lansia sangat penting.

Baca Juga :  Dua Ribu Dosis Vaksin Sinovac Tiba di Mempawah, Bupati Mempawah Orang Pertama Disuntik

Selain itu, banyak lansia yang tidak memiliki akses untuk mendapatkan vaksin yang disebabkan ketidaktahuan tentang cara mendaftarkan diri, mendapatkan informasi, atau mendatangi lokasi vaksinasi.

Berbagai kendala yang dihadapi lansia itu dilatarbelakangi kenyataan bahwa mereka tidak memiliki support system yang dapat membimbing, membantu, dan mengantarkan mereka untuk mendapatkan vaksinasi.

Padahal, support system yang sangat penting itu justru harus dimulai dari anggota keluarga. Tidak hanya yang berada di sekitar dan bersedia membantu, tetapi juga yang memahami pentingnya memvaksin anggota keluarga yang lebih tua.

“Vaksinasi sangat penting untuk mengurangi risiko terpapar Covid-19, risiko perawatan, dan risiko kematian,” tegasnya.

Semasa pandemi, kematian pada lansia usia 60 tahun ke atas akibat Covid-19 mencapai 49,4 persen. Angka tersebut yang tertinggi di antara kelompok usia lainnya. Karena itu, vaksinasi untuk lansia harus digencarkan.

Baca Juga :  Stok Vaksin di Kalimantan Barat 326.562 Dosis, Terbanyak di Pontianak

“Pihak keluarga atau orang terdekat harus bisa memberikan pengertian dan pengetahuan yang tepat kepada lansia tentang pentingnya vaksinasi Covid-19,” tuturnya.

Hasil uji klinis vaksin Covid-19 Sinovac kepada 400 orang lansia di Tiongkok dan 600 orang lansia di Brasil menunjukkan bahwa vaksin Sinovac mampu menumbuhkan antibodi dan tidak memiliki efek samping negatif. Artinya, imunisasi Covid-19 menggunakan vaksin Sinovac terbukti aman diberikan kepada lansia di Indonesia.

Atas dasar bukti-bukti tersebut, pemerintah melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) secara resmi mengeluarkan izin penggunaan vaksin Sinovac untuk kelompok lansia pada 7 Februari 2021. Vaksinasi untuk lansia dimulai untuk lansia tenaga kesehatan dan dilanjutkan pada kelompok lansia non-nakes. (sya/jp)

Most Read

Artikel Terbaru