26.7 C
Pontianak
Saturday, June 10, 2023

Dari Konvensional ke Digital, Pandemi Dorong Pelaku Usaha Lebih Berinovasi

Di masa sekarang ini terjadi pergeseran pola transaksi keuangan di masyarakat yang salah satunya dikarenakan adanya pandemi Covid-19. Pembayaran secara digital menjadi salah satu solusi dan gencar dilakukan saat ini. Terutama bagi para pelaku usaha.

Oleh: Syahriani Siregar

Bank Indonesia perwakilan Kalimantan Barat melihat bahwa ada peluang bagi para pemilik UMKM untuk memanfaatkan perubahan pola transaksi konvensional ke digital.

Hal tersebut disampaikan oleh kepala kantor perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat, Agus Chusaini saat memberikan sambutan pembukaan acara Inkubator Bisnis Bank Indonesia di Pontianak (8/11/21).

“Kita melihat perkembangan ekonomi digital ini suatu keniscayaan yang terus tumbuh dan kita tahu bahwa sejak diluncurkan blueprint adanya sistem pembayaran Indonesia 2025 di tahun 2019 sepertinya pembentukan ekosistem ekonomi digital ini terus berlanjut,” kata Agus.

“Dari transaksi ekonomi dan juga keuangan digital kita melihat terus terjadi pertumbuhan kalau kita bisa lihat di triwulan 2 tahun 2021 pertumbuhan digitalisasi perbankan naik 57,6 persen year on year (yoy) dan uang elektronik juga tumbuh 36,7 persen,” sambungnya.

Menurut Agus, salah satu faktor yang membuat ekonomi digital akan terus tumbuh adalah adanya pergeseran pola transaksi masyarakat dari konvensional ke digital akibat pandemi dan diperkirakan meski pandemi selesai ekonomi digital akan terus tumbuh.

Baca Juga :  Bandara Supadio Gelar Seminar Enterpreneur Bagi Para Santri
Digital payment menggunakan QRIS. (Dok. INKUBBI 2021)

Untuk dapat menangkap peluang digital, maka bank BI mengadakan program wirausaha unggulan bank Indonesia (WUBI) untuk menjaring UMKM binaan yang potensial dan unggulan di Kalbar.

Inkubator Bisnis Bank Indonesia (INKUBBI) merupakan salah satu program yang ada di WUBI, di mana INKUBBI sudah dilakukan sejak tahun 2013 dan tahun ini masuk ke angkatan ke-8.

Program INKUBBI kali ini diikuti sebanyak 25 UMKM yang selama dua minggu mendapatkan materi mengenai digital skill and mind set, digital presence, digital onboarding dan digital payment.

Gubernur Kalbar, Sutarmidji menyambut baik dengan adanya program inkubator bisnis yang digelar oleh Bank Indonesia perwakilan Kalimantan Barat.

“Program INKUBBI yang dibuat oleh Bank Indonesia untuk pelaku UMKM ini sangat bagus, supaya mereka bisa mandiri nantinya dan bersaing di era digital,” kata Sutarmidji.

Foto produk yang menarik jadi salah satu trik pikat pasar digital. (Dok. INKUBBI 2021)

Sutarmidji juga mendorong para pelaku UMKM untuk memiliki inovasi produk sehingga menarik minat pembeli.

“Saya lihat perkembangan ini sudah cukup bagus dan sudah berinovasi dalam produk mereka. Saya berharap kedepannya para pelaku UMKM dapat bersaing di era digital,” tutupnya.

Baca Juga :  Apresiasi Kafilah dan UMKM di MTQ

M. Ikram, salah satu pelaku usaha dari Sambas merasakan begitu pentingnya digitalisasi di masa pandemi. Adanya pandemi membuat ia dan tim harus bisa memasarkan produknya ke pasar digital karena perubahan perilaku masyarakat yang signifikan.

“Saya belajar bagaimana menggunakan perangkat-perangkat digital untuk usaha seperti WhatsApp Business dan juga Instagram Business. Dulu saya tidak peka akan hal  ini. Sekarang saya sudah bisa menggunakannya berkat pelatihan yang saya ikuti,” ujar pengusaha jamur crispy ini.

Digitalisasi membuat Ikram termotivativasi untuk mengembangkan usahanya di saat pandemi ini. Kemampuannya untuk bisa menggunakan perangkat digital semakin terasah karena menurutnya kemampuannya tersebut akan berdampak baik ke depan.

“Transaksi digital sangat membantu karena bisa dengan praktis dan aman menerima pembayaran dari konsumen. Bisa di manapun juga,” jelas Ikram

Dengan pembayaran digital, Ikram tidak selalu harus berhadapan dengan uang tunai, dimana salah satu penyebaran Covid-19 adalah melalui benda yang sering dipegang publik. Begitu juga dengan pemasaran produk, Ikram sudah bisa menggunakan platform e-commerce untuk memasarkan produknya sehingga tidak harus bertatap muka dengan pembeli.

Semakin pelaku usaha meningkatkan kemampuannya di bidang digital semakin mereka berkontribusi mencegah penyebaran Covid-19.**

Di masa sekarang ini terjadi pergeseran pola transaksi keuangan di masyarakat yang salah satunya dikarenakan adanya pandemi Covid-19. Pembayaran secara digital menjadi salah satu solusi dan gencar dilakukan saat ini. Terutama bagi para pelaku usaha.

Oleh: Syahriani Siregar

Bank Indonesia perwakilan Kalimantan Barat melihat bahwa ada peluang bagi para pemilik UMKM untuk memanfaatkan perubahan pola transaksi konvensional ke digital.

Hal tersebut disampaikan oleh kepala kantor perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat, Agus Chusaini saat memberikan sambutan pembukaan acara Inkubator Bisnis Bank Indonesia di Pontianak (8/11/21).

“Kita melihat perkembangan ekonomi digital ini suatu keniscayaan yang terus tumbuh dan kita tahu bahwa sejak diluncurkan blueprint adanya sistem pembayaran Indonesia 2025 di tahun 2019 sepertinya pembentukan ekosistem ekonomi digital ini terus berlanjut,” kata Agus.

“Dari transaksi ekonomi dan juga keuangan digital kita melihat terus terjadi pertumbuhan kalau kita bisa lihat di triwulan 2 tahun 2021 pertumbuhan digitalisasi perbankan naik 57,6 persen year on year (yoy) dan uang elektronik juga tumbuh 36,7 persen,” sambungnya.

Menurut Agus, salah satu faktor yang membuat ekonomi digital akan terus tumbuh adalah adanya pergeseran pola transaksi masyarakat dari konvensional ke digital akibat pandemi dan diperkirakan meski pandemi selesai ekonomi digital akan terus tumbuh.

Baca Juga :  Pangan Lokal Bisa Selamatkan Indonesia dari Ketergantungan Impor
Digital payment menggunakan QRIS. (Dok. INKUBBI 2021)

Untuk dapat menangkap peluang digital, maka bank BI mengadakan program wirausaha unggulan bank Indonesia (WUBI) untuk menjaring UMKM binaan yang potensial dan unggulan di Kalbar.

Inkubator Bisnis Bank Indonesia (INKUBBI) merupakan salah satu program yang ada di WUBI, di mana INKUBBI sudah dilakukan sejak tahun 2013 dan tahun ini masuk ke angkatan ke-8.

Program INKUBBI kali ini diikuti sebanyak 25 UMKM yang selama dua minggu mendapatkan materi mengenai digital skill and mind set, digital presence, digital onboarding dan digital payment.

Gubernur Kalbar, Sutarmidji menyambut baik dengan adanya program inkubator bisnis yang digelar oleh Bank Indonesia perwakilan Kalimantan Barat.

“Program INKUBBI yang dibuat oleh Bank Indonesia untuk pelaku UMKM ini sangat bagus, supaya mereka bisa mandiri nantinya dan bersaing di era digital,” kata Sutarmidji.

Foto produk yang menarik jadi salah satu trik pikat pasar digital. (Dok. INKUBBI 2021)

Sutarmidji juga mendorong para pelaku UMKM untuk memiliki inovasi produk sehingga menarik minat pembeli.

“Saya lihat perkembangan ini sudah cukup bagus dan sudah berinovasi dalam produk mereka. Saya berharap kedepannya para pelaku UMKM dapat bersaing di era digital,” tutupnya.

Baca Juga :  99 Persen Nasabah Merasa Puas atas Layanan KUR BRI

M. Ikram, salah satu pelaku usaha dari Sambas merasakan begitu pentingnya digitalisasi di masa pandemi. Adanya pandemi membuat ia dan tim harus bisa memasarkan produknya ke pasar digital karena perubahan perilaku masyarakat yang signifikan.

“Saya belajar bagaimana menggunakan perangkat-perangkat digital untuk usaha seperti WhatsApp Business dan juga Instagram Business. Dulu saya tidak peka akan hal  ini. Sekarang saya sudah bisa menggunakannya berkat pelatihan yang saya ikuti,” ujar pengusaha jamur crispy ini.

Digitalisasi membuat Ikram termotivativasi untuk mengembangkan usahanya di saat pandemi ini. Kemampuannya untuk bisa menggunakan perangkat digital semakin terasah karena menurutnya kemampuannya tersebut akan berdampak baik ke depan.

“Transaksi digital sangat membantu karena bisa dengan praktis dan aman menerima pembayaran dari konsumen. Bisa di manapun juga,” jelas Ikram

Dengan pembayaran digital, Ikram tidak selalu harus berhadapan dengan uang tunai, dimana salah satu penyebaran Covid-19 adalah melalui benda yang sering dipegang publik. Begitu juga dengan pemasaran produk, Ikram sudah bisa menggunakan platform e-commerce untuk memasarkan produknya sehingga tidak harus bertatap muka dengan pembeli.

Semakin pelaku usaha meningkatkan kemampuannya di bidang digital semakin mereka berkontribusi mencegah penyebaran Covid-19.**

Most Read

Artikel Terbaru