SINGKAWANG- Perayaan tahun baru Imlek dan Cap Go Meh sudah di depan mata. Segala keperluan sudah disiapkan warga Tionghoa di rumahnya masing-masing untuk menyambutnya bersama keluarga.
Tak ketinggalan juga Kota Singkawang, yang menjadi ikon kota toleran di Indonesia dengan penduduk Tionghoa yang lumayan banyak.
Singkawang mulai berhias, setiap sudut jalan dipenuhi dekorasi oriental. Di jalan-jalan utama dipasangi lampion merah yang menambah meriah suasana malam.
Kawasan paling menarik adalah seputaran kelenteng tua di tengah kota. Bangunan-bangunan tua khas Singkawang, mengelilingi kelenteng. Tak jauh dari kelenteng, terdapat masjid raya Kota Singkawang, mencerminkan toleransi yang kuat antar warga di sini.
Lorong-lorong antar ruko yang khas, turut dipercantik dengan dipasang keramik dari batu alam. Di atasnya diberi lampu yang didekorasi dengan caping.

Momen tahun baru Imlek dan Cap Go Meh, menjadi momen tahunan bagi Singkawang untuk menyambut wisatawan. Pada momen ini, lonjakan wisatawan meningkat pesat. Bahkan dalam sehari perayaan Cap Go Meh, ribuan wisatawan tumpah ruah datang ke Singkawang.
Di Kalimantan Barat, Singkawang menjadi salah satu ikon kota wisata. Kebudayaan tionghoa yang kental, membuat wisatawan datang untuk datang. Sebagian tak hanya sekedar menikmatinya, kadang juga mempelajarinya. Toleransi yang erat antar etnis juga menjadi cerminan sebagai Indonesia kecil yang berbhineka tunggal ika.
Selain itu, Singkawang juga terkenal dengan keindahan alamnya. Pantai dan gunung yang indah, menjadi bagian dari Singkawang yang beriklim tropis.
Yanti dan Dwi, wisatawan dari Jakarta didapati Pontianak Post tengah berfoto di depan kelenteng, Kamis (23/1). Mereka sangat menikmati selama berada di Singkawang.

“Iya betah disini, kotanya bagus, kulinernya enak-enak, kagak ada di Jakarta,” ujar mereka dengan logat Betawi kental. (ndo)