Anak Yatim Piatu dan Duafa Pertama Kali ke Mal
PONTIANAK – Sebanyak 20 anak yatim piatu dan duafa mendapat kesempatan diajak berbelanja pakaian Lebaran bersama Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kalimantan Barat (Kalbar) dan Rumah Zakat, Sabtu (23/4). Anak-anak yang berasal dari tiga kabupaten tersebut, rata-rata baru pertama kali menginjakkan kaki ke mal atau pusat perbelanjaan.
Wajah ceria dan penuh semangat terpancar dari 20 anak yang diajak berbelanja baju lebaran di Matahari, Ayani Mega Mall itu. Sebagian ada yang canggung hingga harus didampingi untuk memilih pakaian. Sebagian lagi ada yang cukup berani untuk memilih sendiri.
Salah satu yang terlihat sibuk memilihkan anak-anak tersebut pakaian adalah Ketua TP-PKK Kalbar Lismaryani Sutarmidji. Satu per satu tempat pajangan pakaian didatangi lalu dipilihkan dan dicobakan kepada anak-anak tersebut.
Tidak hanya Ketua TP-PKK Kalbar, Ketua DWP Kalbar Windy Prihastari serta para relawan dari Rumah Zakat juga ikut mendampingi anak-anak tersebut berbelanja. Selama sekitar dua jam mulai dari pukul 10.00 hingga pukul 12.00, akhirnya anak-anak tersebut mendapatkan pakaian Lebaran yang diinginkan.
Ketua TP-PKK Kalbar Lismaryani mengungkapkan, program bersama Rumah Zakat ini merupakan berkah di hari ke-21 bulan Ramadan di mana ia bisa membawa anak-anak yatim piatu dan duafa untuk berbelanja pakaian Lebaran.
“Jadi alhamdulillah (anak yatim, piatu dan duafa) mereka bebas memilih pakaian kesukaan masing-masing. Tidak ditargetkan berapa satu anak, mau dua sampai tiga kami belikan,” ungkapnya.
Lismaryani berharap program yang sempat terhenti selama dua tahun akibat pandemi ini bisa kembali dilaksanakan setiap tahunnya. Untuk TP-PKK Kalbar sendiri siap mengajak 20 anak yatim piatu dan duafa setiap tahunnya. Kali ini anak-anak yang hadir disebutkan dia, berasal dari beberapa daerah seperti Kabupaten Landak, Kubu Raya dan Mempawah.
“Dari Landak ada 10 anak, Mempawah lima dan Kubu Raya lima anak. Anak-anak dipilihkan pakaian sangat senang sekali, malahan mereka mau (pilih sendiri), karena selera mereka, jadi terserah saja,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Branch Manager Rumah Zakat Pontianak Asrul Putra Nanda menambahkan, kegiatan bersama TP-PKK Kalbar ini merupakan bagian dari rangkaian program belanja baju lebaran bersama anak yatim piatu dan duafa selama bulan Ramadan. “Alhamdulillah hari ini (kemarin) kami hadir bersama Ibu Gubernur, 20 anak yatim piatu yang tidak memiliki ayah dan ibu,” ujarnya.
Anak-anak yang dihadirkan dari tiga kabupaten tersebut menurutnya sama sekali belum pernah pergi ke mal. Mereka sangat senang karena mendapat pengalaman baru dan bisa memilih pakaian, celana serta sandal baru untuk lebaran.
“Lebih spesialnya lagi kita sebenarnya ada range harga. Jadi mereka belanja kurang lebih Rp350 ribu sampai Rp400 ribu (per anak), tapi Ibu Gubernur bilang dibebaskan (harganya) mereka belanja tiga helai baju, celana dan sepatu maupun sandal,” paparnya.
Asrul berharap kegiatan kali ini menjadi semangat bagi tim dari Rumah Zakat untuk terus bisa membahagiakan anak-anak yatim piatu dan duafa. Selama Ramadan tahun ini Asrul menyebutkan sudah sekitar 70 anak yatim piatu dan duafa yang dilibatkan dalam program berbelanja baju Lebaran.
“Besok dan lusa kami masih lanjutkan lagi. Target kami sebelumnya 150 anak yatim piatu dan duafa bisa terlampaui dan alhamdulillah kami optimis bisa lebih banyak lagi menghadirkan mereka belanja baju Lebaran ini,” pungkasnya.
Sementara itu, perwakilan pengurus panti Darut Tauhid Yuni mengatakan, ada 10 anak yatim piatu yang dibawanya dari Kecamatan Sebangki, Kabupaten Landak untuk ikut program tersebut. Mereka bahkan harus datang menggunakan speed boat dengan waktu tempuh sekitar dua jam perjalanan mengarungi sungai, untuk bisa sampai ke Kota Pontianak.
“Kami berangkat dari jam enam pagi sampai jam delapan,” katanya.
Menurut Yuni, semua anak yang dibawa berbelanja sebelumnya sama sekali belum pernah pergi ke mal. Ini merupakan kali pertama mereka datang ke mal dan sekaligus bisa berbelanja baju Lebaran. “Semua anak yang dibawa ini yatim piatu tidak ada bapak dan ibu,” tutupnya.(bar)