KALIMANTAN Barat mengalami inflasi sebesar yoy sebesar 5,43 persen atau terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 109,14 pada Februari 2022 menjadi 115,07 pada Februari 2023. sedangkan tingkat inflasi mtm sebesar 0,002 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat Moh Wahyu Yulianto mengatakan, inflasi yoy terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada sepuluh kelompok pengeluaran.
Kelompok pengeluaran yang mengalami peningkatan indeks berturut-turut dari yang tertinggi yaitu kelompok transportasi sebesar 16,36 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 6,73 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 5,39 persen, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 4,99 persen, dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 4,17 persen.
Selanjutnya, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 4,12 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,71 persen, kelompok pendidikan sebesar 1,28 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,47 persen, serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,15 persen. Di sisi lain, kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks adalah kelompok kesehatan sebesar 0,15 persen.
Wahyu menyebutkan bahwa komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi yoy pada Februari 2023, antara lain: bensin, bahan bakar rumah tangga, angkutan udara, rokok kretek filter, daging babi, mobil, telur ayam ras, air kemasan, sabun detergen bubuk/cair, dan bawang merah.
Sedangkan komoditas memberikan andil/sumbangan deflasi yoy, antara lain: minyak goreng, daging ayam ras, ikan tongkol/ikan ambu-ambu, cabai rawit, jeruk, bawang putih, obat dengan resep, anggur, ikan baung, dan baju muslim pria
“Tingkat inflasi month to month (mtm) dan tingkat inflasi year to date (ytd) Februari 2023 sebesar 0,002 persen dan 0,27 persen,” pungkas Wahyu. (mse)