PONTIANAK – Harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit di Kalimantan Barat (Kalbar) terus menunjukkan tren kenaikan. Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit PIR (Aspekpir) Kalbar Ys Marjitan menduga, kenaikan harga sawit beberapa waktu belakangan tak lepas dari implementasi program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang membuat pasokan sawit sedikit berkurang.
“Ini disebabkan di seluruh Indonesia yang provinsi ada kebun sawit sudah memasuki masa raplanting yang mana dengan sendirinya pasokan tersebut berkurang, sementara permintaannya tidak berkurang,” ungkap Marjitan, Selasa (1/6).
Dirinya tak heran dengan pasokan yang berkurang, sebab secara nasional ada 180.000 hektare lahan sawit yang tengah diremajakan. Kebun sawit yang diremajakan itu tentu belum berproduksi menghasilkan Tandan Buah Segar (TBS). Karena itulah, sebagaimana hukum yang berlaku, kondisi ini menurutnya menyebabkan harga sawit cenderung mengalami kenaikan.
Akan kenaikan harga sawit itu, petani menurutnya bersyukur. Dia berharap harga TBS bisa bertahan hingga para petani yang mengikuti program peremajaan sawit rakyat (PSR) berproduksi. Selain itu, petani yang sedang dalam proses PSR tidak terpengaruh dengan harga saat ini, tetapi justru semakin semangat untuk mengganti kebun tua menjadi kebun muda yang jauh lebih produktif.
Faktor lain yang menyebabkan kenaikan harga sawit, tambahnya, adalah program biodisel juga memicu bergeraknya kebutuhan CPO. Kebutuhan akan energi biodiesel berbahan CPO membuat permintaan minyak nabati ini juga mengalami kenaikan.
Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Kalbar, Indra Rustandi mengatakan, saat ini petani sawit Kalbar tengah diganjar harga yang tinggi. Dia menyebut, petani sangat senang dengan konsistennya kenaikan harga sawit beberapa bulan belakangan. “Pada dasarnya petani sangat berbahagia dengan kenaikan TBS ini,” kata dia.
Pihaknya terus memantau pergerakan harga TBS dan minyak sawit. Sampai sejauh ini, baik TBS kerap mencatat rekor harga tertinggi dan petani mendapatkan keuntungan yang lebih besar dengan tingginya harga tersebut. “Sampai saat ini, harga (TBS, red) jadi yang tertinggi,” pungkas dia.
Sementara itu, harga TBS sawit di Kalbar kembali catat rekor tertinggi. Dinas Perkebunan mencatat, harga TBS periode II Mei 202, untuk umur 10- 20 Rp2.438,00 per kilogram. Kenaikan harga TBS selaras dengan kenaikan harga CPO dan Kernel/PK. Harga CPO pada periode tersebut Rp11.011,33 per kilogram, dan Harga Karnel/PK Rp6.862,17 per kilogram.
Pada periode sebelumnya, periode I Mei 2021, harga TBS sawit di Kalbar untuk umur 10-20 tahun RpRp2.348,69 per kilogram, CPO, dan Rp10.530, 45 per kilogram dan karnel Rp6.937,54 per kilogram. (sti)