PONTIANAK – Menanamkan semangat bertani pada usia dini memang perlu dilakukan. Salah satu upaya yang ditempuh oleh pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut adalah melalui program pertanian masuk sekolah (PMS), yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian. Di Kalimantan Barat (Kalbar), dua sekolah terpilih menjadi pilot project, yaitu SMA Negeri 8 Pontianak dan SMA Negeri 1 Pontianak.
Kepala Dinas Pangan Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalbar, Muhammad Munsif mengatakan, program yang resmi diluncurkan tahun lalu tersebut, bertujuan untuk menumbuhkan semangat bertani sekaligus mendorong wirausaha tani di kalangan pelajar sekolah. “Melalui program ini kami berharap ada kesadaran dari organisasi sekolah untuk mencintai pertanian,” kata dia, Rabu (5/2).
Program yang menyasar siswa SMA ini, menurutnya juga berangkat dari semangat untuk mencetak SDM yang berkualitas di bidang pertanian, mengingat tantangan di sektor ini di masa depan begitu besar. Tantangan itu antara lain adalah ketersediaan lahan dan kualitas SDM. “Mereka harus ditumbuhkan dulu semangat bertani. Minimal mereka mengenali produk pertanian, serta mengetahui proses produksinya, mulai dari pembibitan, perawatan hingga memanen,” jelas dia.
Program ini didanai oleh Kementerian Pertanian dengan bantuan sebesar Rp50 juta yang diperuntukkan bagi penyediaan fasilitas dan media tanam yang dibutuhkan, seperti pembangunan rumah bibit, serta media hidroponik. Ke depan, tak hanya tanaman hortikultura atau sayur-sayuran, tetapi juga pangan hewani. Hasilnya, kata dia, nantinya dapat dikonsumsi sendiri, dan bila mungkin dapat dijual.
“Tahun ini mudah-mudahan program ini dapat kami wujudkan di 10 sekolah di Kalbar,” pungkas dia.
Kepala SMAN 8 Pontianak, Erni, berharap program ini dapat menjadi sarana edukasi kepada siswa-siswi sekolah itu di bidang pertanian. Beberapa tanaman hortikultura yang ditanam melalui program ini antara lain, cabe, sawi keriting, bawang merah, kangkung, dan lain sebagainya. Dia berharap para siswa dapat merawat dan mengelola tanaman tersebut dengan baik sehingga dapat merasakan hasilnya.
Ke depan pihaknya berencana untuk memasukkan program pertanian ini ke mata pelajaran Prakarya dan Wirausha (PKWU). “Ke depan kami akan coba nanti per kelasnya punya media tanam sendiri. Kita juga sudah kondisikan agar ini bisa masuk dalam pelajaran PKWU,” kata Erni. (sti)