Sistem Customs-Excise Information System and Automation (CEISA) yang dikelola Dirjen Bea dan Cukai mengalami gangguan sejak Kamis (8/7) hingga saat ini. Hal ini mengakibatkan terhambatnya kegiatan ekspor impor, serta tidak berjalannya sistem layanan online kepada pelaku usaha ekspor dan impor sebagaimana biasanya.
Ir. Juli Supriadi, salah satu pelaku usaha Pelayanan Jasa Kepabeanan yang juga Plt Sekretaris DPW ALFI / ILFA Kalbar mengatakan kendala ini sudah menjadi keluhan semua pelaku usaha ekspor impor. Baik di daerah maupun secara nasional.
“Kami berharap, pemerintah melalui Dirjen Bea dan Cukai memberi perhatian serius terhadap masalah ini. Karena dalam rangka pemulihan ekonomi nasional, akselerasi kegiatan perdagangan khususnya ekspor impor tentu sangat vital,” tegasnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, dengan terhambatnya sistem layanan online ini berdampak pada penambahan biaya logistik. Seperti biaya penumpukan container, demurage, sewa gudang dan resiko penurunan kualitas barang ekspor. Seperti hasil perkebunan dan pertanian serta hasil laut yang mestinya bisa diekspor pada saat commodity tersebut dalam kualitas yang baik.
Adapun layanan manual yang menjadi solusi alternatif jangka pemdek saat ini, tentunya sangat lambat dan sangat beresiko pada petugas Bea dan Cukai. Serta pelaku usaha terhadap penularan Virus Covid 19 di masa PPKM ini.”Masalah ini harus menjadi perhatian serius pemerintah untuk bisa dicarikan solusi jangka panjangnya,” demikan pungkasnya. (sr/*)