Rata-rata Top-up Rp140 Ribu Per Minggu
PONTIANAK – Perusahaan riset internasional asal Prancis Ipsos menyebut, penggunaan dompet digital telah berkembang pesat di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Olivia Samosir, Research Director Customer Experience, Ipsos Indonesia mengatakan pemanfaatan dompet digital telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari generasi milenial 1 dan gen-Z2.
“Mayoritas (68%) dari generasi muda Indonesia menggunakan dompet digital minimal satu hingga dua kali dalam seminggu dengan rata-rata nilai top up sebesar Rp 140.663 setiap minggunya,” ujarnya kepada Pontianak Post, kemarin (13/2).
Sebagian besar dari pengguna menggunakan dompet digital pertama kali untuk pembayaran jasa transportasi online (40%) dan jasa pesan-antar makanan minuman (32%). Berdasarkan penelitian Ipsos, ada empat pemain utama di industri dompet digital Indonesia, yaitu GoPay, Ovo, Dana, dan LinkAja. Dari tiga indikator kepemimpinan pasar (jumlah transaksi pertama, jumlah transaksi mereka yang pernah menggunakan dompet digital, jumlah transaksi berulang), hasil penelitian menemukan bahwa GoPay menempati urutan pertama di seluruh indikator tersebut.
Penelitian Ipsos juga menemukan bahwa GoPay merupakan dompet digital yang paling banyak dikenal oleh generasi milenial dan Z (58%), disusul dengan Ovo (29%), Dana (9%), dan LinkAja (4%). Dalam meneliti lebih lanjut tentang pengalaman generasi muda dalam mengadopsi dompet digital, Ipsos menemukan bahwa 71% dari generasi muda termotivasi untuk menggunakan dompet digital pertama kalinya kalinya karena adanya promo.
“Namun, seiring mereka terbiasa dengan kenyamanan yang ditawarkan dompet digital, loyalitas mereka tidak lagi ditentukan semata-mata oleh promo. Beberapa aspek yang diinginkan oleh konsumen dari dompet digital adalah kenyamanan (68%), promosi (23%), dan keamanan (9%),” paparnya.
Olivia mengungkapkan, penelitian ini unik karena pertama kalinya pihaknya menanyakan ke konsumen generasi muda tentang kesediaan mereka untuk tetap menggunakan dompet digital tanpa promo. “Ternyata, 54% dari konsumen mengatakan akan tetap menggunakan GoPay meskipun tidak ada promo. Kategori konsumen ini bisa disebut sebagai ‘pengguna organik’. Sisanya, 29% akan tetap menggunakan Ovo, 11% tetap menggunakan Dana, dan 6% menggunakan LinkAja,” ujarnya.
Sementara itu Poltak Hotradero, Business Development Advisor Bursa Efek Indonesia penelitian ini menjadi bukti bagi penyedia dompet digital untuk beralih dari pola pikir ‘grow at all cost’ ke pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. “Jika mereka terus ingin hadir untuk melayani konsumen. Praktek ‘bakar uang’ memakan biaya yang tinggi dan dapat menghasilkan distorsi atas gambaran konsumsi masyarakat yang sesungguhnya,” tutupnya. (ars)