Bursa Inovasi & Kerjasama Desa se-Sungai Raya
PONTIANAK – Keberadaan Politeknik Negeri Pontianak (Polnep) semakin dipercaya oleh masyarakat di Kalimantan Barat. Senin, 24 Februari 2020, di aula Akuntansi Polnep, Direktur Polnep Ir HM Toasin Asha MSi menandatangani MoU dengan Kepala Desa se-Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya. Polnep juga mengelar Bursa Inovasi Desa; Inovasi Pengembangan Produk Unggulan Desa Peduli Gambut bagi desa se-Kecamatan Sungai Raya.
“Melalui acara hari ini, kami semakin memberikan solusi yang diperlukan masyarakat di desa. Beberapa tahun ini pun sudah ada beberapa desa yang kami bantu terkait kelistrikan desa, internet desa, serta sistem pembukuan desa. Hal-hal yang diperlukan secara praktis di desa sudah kami laksanakan,” ujar Toasin, kemarin.
Menurutnya, apa yang sudah dikerjakan Polnep juga bagian dari harapan Mendikbud Nadiem Makarim terkiat merdeka belajar. Di mana kampus memberikan kebebasan seluasnya bagi mahasiswa dan dosen untuk terjun langsung ke desa, memberikan kontribusi nyata. “Ini turut sejalan dengan keinginan bapak gubernur untuk menciptakan desa-desa mandiri,” katanya.
Polnep senantiasa menjalin komunikasi dengan berbagai pihak, inovasi disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi desa. “Kami coba petakan potensi dan kebutuhan di desa. Polnep hadir memberikan solusi teknis. Kami senergikan dengan potensi Polnep. Kehebatan masing-masing tidak ada artinya jika tidak distribusikan. Kita saling memperkuat, bersama membangun desa,” jelasnya.
Kalbar yang memiliki lahan gambut luas, Polnep menggandeng Badan Restorasi Gambut dalam inovasi produk desa peduli gambut. “Seperti disampaikan Bu Myrna tadi, salah satu indikator desa mandiri adalah ketahanan lingkungan. Ketahanan ekonomi dan sosial akan sirna jika ketahanan lingkungan bermasalah,” ujarnya.
Dr Myrna A Safitri, Deputi Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi, dan Kemitraan menyampaikan, restorasi gambut tidak bisa berjalan tanpa memperhatikan kehidupan masyarakat desa. Wilayah kerja restorasi gambut mereka mencapai 1.200 desa dan kelurahan se-Indonesia.
“Ini jumlah yang besar sekali. Penting bagi masyarakat desa untuk terlibat dalam restorasi gambut. Mereke merasa bahwa sumberdaya ekosistem gambut bisa bermanfaat meningkatkan kesejahteraannya. Ini penting untuk menguatkan ekonomi desa. Ketahanan ekonomi meningkat, ketahanan lingkungan meningkat ditambah ketahanan sosial; status desa ikut meningkat,” katanya.
Menurutnya, acara di Polnep penting untuk membicarakan pendampingan teknis yang bisa diberikan perguruan tinggi secara aplikatif. Kegiatan ekonomi berbasis sumberdaya alam gambut bisa dikembangkan menjadi produk unggulan. “Bisa dikembangkan industri rumah tangga didukung teknologi tepat guna oleh Polnep. Acara ini berbicara bagaimana pendampingan produk unggulan desa bursa inovasi, relevan juga dengan program desa restorasi gambut yang sudah kami gagas tiga tahun terakhir,” tutupnya. (ser)