28.9 C
Pontianak
Tuesday, March 28, 2023

Kinerja PTPN Tumbuh Dua Kali Lipat

JAKARTA – Kinerja PT Perkebunan Nusantara (PTPN) Group menunjukkan pertumbuhan positif pada Semester I-2021 seiring langkah transformasi dalam pengelolaan manajemen holding Perkebunan Nusantara (PTPN III Persero). Hal ini terlihat dari kenaikan laba, dengan penyelesaian restrukturisasi utang senilai Rp 41 triliun, serta keberhasilan diluncurkannya brand ritel premium Nusakita.

“Kinerja keuangan didukung oleh beberapa aspek antara lain restrukturisasi, peningkatan produksi dan produktivitas, serta peningkatan nilai tambah produk melalui hilirisasi,” ungkap Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani, Kamis (26/8).

Dari sisi perbaikan kinerja keuangan ditandai dengan kenaikan laba bersih sebesar 227,81 persen senilai Rp1,45 triliun atau naik dua kali lipat lebih dari tahun lalu yang sebelumnya rugi sebesar Rp1,1 triliun (yoy), setelah dua tahun berturut-turut mengalami kerugian. Selain laba, revenue PTPN tumbuh 36,37 persen mencapai Rp21,26 Triliun atau tumbuh sebesar 36,37 persen (yoy) di atas pencapaian tahun lalu.

Dia menyampaikan, revenue PTPN per Juni 2021, sudah mencapai 120,34 persen dari RKAP tahun 2021. Kenaikan revenue itu juga berpengaruh pada kenaikan margin pendapatan sebelum pajak, bunga, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) sebesar 245,34 persen dibandingkan tahun 2020 atau senilai Rp5,46 triliun.

“Pencapaian itu merupakan implementasi dari program EBITDA Transformation, dimana pada tahun pertama PTPN Group membangun fondasi transformasi melalui: revenue enhancement, operations control tower, procurement excellence, logistics optimization, Zero Based Budgeting (ZBB) dan organizational excellence,” paparnya.

Baca Juga :  Gaspol! BRI Fasilitasi 2.190 Seat Mudik Gratis Bagi Masyarakat

Di tengah pandemi Covid-19, PTPN menerapkan operational excellence, back to basic, serta penekanan pada culture planters.Capaian itu antara lain didukung oleh meningkatnya produksi CPO 19 persen di atas tahun lalu dan penurunan beban biaya produksi sebesar 14 persen dari tahun lalu. Perbaikan kinerja yang mengesankan ini, tidak lepas dari upaya transformasi bisnis yang dijalankan perusahaan.

“Sejak akhir 2019 manajemen terus melakukan transformasi bisnis beserta anak perusahaan melalui strategi perusahaan yang tersusun dalam roadmap transformasi perusahaan,” katanya.

Dia melanjutkan, peningkatan kinerja PTPN Group juga didukung oleh penerapan Integrated procurement System (IPS), merupakan proses pengadaan barang dan jasa secara terintegrasi dengan bantuan aplikasi dan teknologi berbasis internet. IPS memberikan manfaat antara lain mengurangi biaya perusahaan sehingga diperoleh nilai efisiensi sebesar Rp 599,18 miliar atau 9,32 persen dari RKAP sampai dengan Semester I-2021.

Salah satu bagian penting dari rencana transformasi perusahaan adalah transformasi keuangan yang memiliki tujuan utama untuk memastikan keberlanjutan PTPN Group ke depannya. Transformasi keuangan memiliki empat prinsip utama yaitu, Bisnis berkelanjutan, Komprehensif, Cash Flow Consolidation, dan Transparan.

Baca Juga :  Konsisten Terapkan Prinsip Keberlanjutan, Peringkat ESG BRI Semakin Menanjak

Dalam hal transformasi keuangan, telah dilakukan restrukturisasi hutang PTPN Group senilai Rp 41 triliun, dengan dilakukannya Penandatanganan Amandemen Perjanjian Pinjaman dari 39 kreditur pada 19 April 2021. Hal ini merupakan bentuk kepercayaan kreditur dalam mendukung upaya Transformasi PTPN Group sekaligus menandai terpenuhinya persyaratan pencairan Dana Investasi Pemerintah dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Sementara itu, sebagai bagian dari transformasi bisnis perusahaan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) semakin memperkuat brand di pasar ritel dengan peluncuran produk nasional ‘Nusakita’ pada 17 Agustus 2021. Peluncuran brand ritel ini adalah dalam produk minyak goreng, gula pasir, teh, dan kopi ini dilakukan PTPN untuk memenuhi ketersediaan bahan pokok yang dibutuhkan masyarakat dengan harga yang terjangkau dan kualitas premium. Dari sisi kualitas, lanjutnya, produk Brand ‘Nusakita’ setara dengan top brand pesaing lainnya yang sejenis.

“Sudah saatnya PTPN Group serius memasuki industri hilir dengan memproduksi minyak goreng yang bermutu. Langkah hilirisasi ini merupakan peran perusahaan dalam menjaga ketahanan pangan dan mendorong peningkatan nilai tambah,” sebutnya.

Dia menambahkan, seluruh pencapaian PTPN Group ini, semakin memicu perusahaan untuk lebih bersemangat dalam mewujudkan cita-cita transformasi, serta menjadi kebanggaan baru Indonesia. (sti/ser)

JAKARTA – Kinerja PT Perkebunan Nusantara (PTPN) Group menunjukkan pertumbuhan positif pada Semester I-2021 seiring langkah transformasi dalam pengelolaan manajemen holding Perkebunan Nusantara (PTPN III Persero). Hal ini terlihat dari kenaikan laba, dengan penyelesaian restrukturisasi utang senilai Rp 41 triliun, serta keberhasilan diluncurkannya brand ritel premium Nusakita.

“Kinerja keuangan didukung oleh beberapa aspek antara lain restrukturisasi, peningkatan produksi dan produktivitas, serta peningkatan nilai tambah produk melalui hilirisasi,” ungkap Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani, Kamis (26/8).

Dari sisi perbaikan kinerja keuangan ditandai dengan kenaikan laba bersih sebesar 227,81 persen senilai Rp1,45 triliun atau naik dua kali lipat lebih dari tahun lalu yang sebelumnya rugi sebesar Rp1,1 triliun (yoy), setelah dua tahun berturut-turut mengalami kerugian. Selain laba, revenue PTPN tumbuh 36,37 persen mencapai Rp21,26 Triliun atau tumbuh sebesar 36,37 persen (yoy) di atas pencapaian tahun lalu.

Dia menyampaikan, revenue PTPN per Juni 2021, sudah mencapai 120,34 persen dari RKAP tahun 2021. Kenaikan revenue itu juga berpengaruh pada kenaikan margin pendapatan sebelum pajak, bunga, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) sebesar 245,34 persen dibandingkan tahun 2020 atau senilai Rp5,46 triliun.

“Pencapaian itu merupakan implementasi dari program EBITDA Transformation, dimana pada tahun pertama PTPN Group membangun fondasi transformasi melalui: revenue enhancement, operations control tower, procurement excellence, logistics optimization, Zero Based Budgeting (ZBB) dan organizational excellence,” paparnya.

Baca Juga :  Dorong Pengembangan UMKM Berbasis Sawit

Di tengah pandemi Covid-19, PTPN menerapkan operational excellence, back to basic, serta penekanan pada culture planters.Capaian itu antara lain didukung oleh meningkatnya produksi CPO 19 persen di atas tahun lalu dan penurunan beban biaya produksi sebesar 14 persen dari tahun lalu. Perbaikan kinerja yang mengesankan ini, tidak lepas dari upaya transformasi bisnis yang dijalankan perusahaan.

“Sejak akhir 2019 manajemen terus melakukan transformasi bisnis beserta anak perusahaan melalui strategi perusahaan yang tersusun dalam roadmap transformasi perusahaan,” katanya.

Dia melanjutkan, peningkatan kinerja PTPN Group juga didukung oleh penerapan Integrated procurement System (IPS), merupakan proses pengadaan barang dan jasa secara terintegrasi dengan bantuan aplikasi dan teknologi berbasis internet. IPS memberikan manfaat antara lain mengurangi biaya perusahaan sehingga diperoleh nilai efisiensi sebesar Rp 599,18 miliar atau 9,32 persen dari RKAP sampai dengan Semester I-2021.

Salah satu bagian penting dari rencana transformasi perusahaan adalah transformasi keuangan yang memiliki tujuan utama untuk memastikan keberlanjutan PTPN Group ke depannya. Transformasi keuangan memiliki empat prinsip utama yaitu, Bisnis berkelanjutan, Komprehensif, Cash Flow Consolidation, dan Transparan.

Baca Juga :  BRI Terkoneksi SIPD, Mudahkan Pengelolaan Transaksi Keuangan

Dalam hal transformasi keuangan, telah dilakukan restrukturisasi hutang PTPN Group senilai Rp 41 triliun, dengan dilakukannya Penandatanganan Amandemen Perjanjian Pinjaman dari 39 kreditur pada 19 April 2021. Hal ini merupakan bentuk kepercayaan kreditur dalam mendukung upaya Transformasi PTPN Group sekaligus menandai terpenuhinya persyaratan pencairan Dana Investasi Pemerintah dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Sementara itu, sebagai bagian dari transformasi bisnis perusahaan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) semakin memperkuat brand di pasar ritel dengan peluncuran produk nasional ‘Nusakita’ pada 17 Agustus 2021. Peluncuran brand ritel ini adalah dalam produk minyak goreng, gula pasir, teh, dan kopi ini dilakukan PTPN untuk memenuhi ketersediaan bahan pokok yang dibutuhkan masyarakat dengan harga yang terjangkau dan kualitas premium. Dari sisi kualitas, lanjutnya, produk Brand ‘Nusakita’ setara dengan top brand pesaing lainnya yang sejenis.

“Sudah saatnya PTPN Group serius memasuki industri hilir dengan memproduksi minyak goreng yang bermutu. Langkah hilirisasi ini merupakan peran perusahaan dalam menjaga ketahanan pangan dan mendorong peningkatan nilai tambah,” sebutnya.

Dia menambahkan, seluruh pencapaian PTPN Group ini, semakin memicu perusahaan untuk lebih bersemangat dalam mewujudkan cita-cita transformasi, serta menjadi kebanggaan baru Indonesia. (sti/ser)

Most Read

Artikel Terbaru