Dengan adanya kerja sama antara P2P lending dan perbankan, dijelaskan Agus, akan sangat menguntungkan bagi kedua belah pihak sekaligus memberikan manfaat bagi masyarakat dan pemerintah melalui penyediaan akses layanan keuangan yang inklusif.
Pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan DPR RI Komisi XI Jakarta, Selasa (24/1), Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Sunarso menyebut bahwa terdapat beberapa hal yang akan mempengaruhi industri perbankan nasional kedepan. Mulai dari bonus demografi, praktik ESG hingga keberadaan financial technology (fintech).
Memiliki usaha yang berkembang jadi harapan setiap pelaku usaha. Modal jadi salah satu penopang. Banyak lembaga keuangan yang bisa dijadikan mitra pembiayaan. Ada pelaku usaha yang memilih bank, ada pula yang menjadikan fintech sebagai pilihan. Segmen kebutuhan pinjaman juga turut menjadi penentu.
Kehadiran fintech peer-to-peer lending mulai membentuk ekosistem digital penyaluran kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kalimantan Barat (Kalbar).
Pertumbuhan teknologi finansial atau fintech P2P lending di era digital saat ini semakin pesat dan mudah diakses masyarakat yang ingin mendapatkan pinjaman dana. Kemudahan proses layanan membuat fintech P2P lending menjadi alternatif baru sumber dana selain perbankan di Kalimantan Barat (Kalbar).
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus mendukung akselerasi inklusi keuangan di Tanah Air, sejalan dengan salah satu fokus utama Presidensi G20 tahun ini, yakni financial inclusion.
PONTIANAK – Wakil Ketua Divisi Edukasi, Riset, dan Literasi di Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia (AFPI) Stanislaus MC Tandelilin menyebut kelompok muda di Pontianak amat...
PONTIANAK – Fintech peer to peer lending yang berizin terus bertambah. Salah satu yang berbasis aplikasi dan telah eksis adalah Modal Rakyat. Stanislaus MC...